Setiap hari Minggu sebelumRamadhan biasanya ada kegiatan senam di lapangan depan rumahku. Tapi setelah Ramadhan untuk memulainya lagi seperti malas karena yang ikut jumlahnya sedikit kalau diadakan lagi siapa yang akan mbayari instrukturnya yang perhadir 200k.
Jadi ku diamkan saja ketika ada salah satu warga yang meminta senam lagi pasti akan tekor terus-menerus. Kalau semua hadir pasti pendapatan bisa surpluse. Yang acara goes tetap berjalan walau hanya 6 orang saja.
Ku isi mingguku kali ini dengan menyapu halaman depan rumah dan lanjut lapangan yang nampak kotor, dengan berdoa terlebih dahulu semoga ini menjadi olahragaku membuang semua penyakit keluarga dan wargaku. Menyapu lapangan sering kulakukan karena tidak bisa memandang plastik berwarna sliweran di sana sini.
Sampah memang didominasi dedaunan kering, jika tapi hal itu tidak merusak pemandangan mata. Tapi plastik yang berwarna-warni bekas bungkus jajanan kering atau es bungkus plastik membuat mata ini gatal selalu ingin meraih sapu dan membersihkannya.
Sampah juga itu berasal juga dari angin yang terbang dan dihempaskan dilapangan, karena di situ adalah tempat yang luas dan bebas. Senang sekali jika melihat anak-anak bermain di sana dengan celotehnya yang lucu tanpa memikirkan ekonomi yang seret akibat corona.
Rumah dekat dengan fasilitas umum ada enak dan tidaknya, enaknya jalan yang luas, selalu ramai dengan semua kegiatan tidak enaknya kena bola, banyaknya sampah, mengawasi anak-anak yang bermain. Karena sering terjadi pertengkaran atau jatuh ketika bermain, juga lampu yang setiap hari kita awasi, menyalakan ketika menjelang malam dan mematikannya ketika subuh .
Terkadang ketika anak-anak bermain semua lampu dinyalakan dan ditinggal begitu saja atau memakai kursi dan tikar juga ditinggal begitu saja. Kita sebagai warga sekitar tak bisa begitu saja diam, tangan inipun dengan otomatis akan merapikan walau dengan ngomel-ngomel karena sering diulang-ulang walau sudah dibilangi.
Itulah yang namanya belajar sepanjang hayat, tidak serta merta orang yang kita beritahu akan menerima dan mengerti, butuh waktu yang yang lama dan berulang-ulang suatu saat nanti hidayah akan masuk kerelung hati disaat itulah pesan-pesan kebaikan yang kita berikan baru dimengerti.
Ku letakkan juga air mineral di balai RT beserta gelas juga guci yang kuambil di Masjid, ingat embah-embahku dulu selalu meletakkan kendi dimejanya yang anak-anak kecil bebas masuk dan minum ketika haus setelah bermain.
Berharap anak-anak tidak sering minum es sascet yang banyak mengandung zat kimiawi, berharap anak-anak tumbuh sehat yang pasti adalah berharap ridhlo Allah yang maha kasih kepada hambanya.
Menemukan buah jambu apel yang ranum yang sudah sering berbuah, jambu itu ditanam suamiku juga mangga yang ternyata buahnya asem. Enak jambunya Alhamdulillah rejeki dari sang Maha Pencipta. Balai RT ada kepengurusannya, anggota terdiri dari anak-anak yang sering bermain disana. Kegiatannya kerja bakti. Ku belikan sapu dan alat lainnya semangat sekali anak-anak ada juga jadwal piketnya walaupun jarang sekali dilaksanakan, mencoba mengajari anak-anak untuk berorganisasi.
Anak-anak itu selama Ramadhan pun sering mengadakan oprak saur juga makan saur bersama setiap hari minggu dan tentu saja mereka akan memilih menunya. Terkadang sambelan lele atau soto. Begitulah dunia anak-anak semoga dikenang dalam hidupnya dan menjadi pengalaman tak terlupakan.
Lapangan kini semakin bersih Pak Sugeng sebagai pengelola taman dan lapangan merapikan semua tanaman dan dengan sabar beliau membersihkan serta menata area lapangan juga mengobati rumput yang mengintip dibalik paving seakan-akan ingin ikut berlari bermain bersama anak-anak, semoga bapak selalu sehat.
Di balai RT menjadi pusat CCTV, jika ada permasalahan pasti kita akan bersama anak-ana membuka cctv. Pernah suatu hari ada bapak penjual pentol kehilangan dompetnya yang berisi 2 STNK dan E KTP.
Bersama-sama kami putar CCTV hasilnya nihil yang tampak malah anak-anak yang ternyata duel sampai pelipisya berdarah. Kaget saya waktu itu , ku panggil keduanya, mulailah introgasi itu dan akhirnya saling memaafkan.
Itulah dunia anak-anak mudah sekali memaafkan dan melupakan kesalahan temannya dan bermain kembali bersama seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Beda sekali dengan kita orang dewasa, kadang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memaafkan.
Mingguku kali ini dirumah saja, menyelesaikan pekerjaan yang sering tertunda. Seperti biasa anak-anakku pun di rumah saja baginya rumahku adalah surgaku. Anak pertamaku sibuk menyiapkan berkas untuk daftar ulang di UNAIR Studi Kejepangan, seperti wajahnya kata temanku. Semoga menjadi awal baik bagi putra putriku.