Belajar Matematika adalah Belajar Kejujuran Dan Kebaikan

Sosbud, Terbaru, YPTD0 Dilihat

Matematika adalah pelajaran yang paling mendasar yang harus dikenalkan kepada siswa. Matematika mempunyai kedudukan istimewa dalam ilmu pengetahuan Islam. Dalam Islam matematika merupakan konsep tauhid, yaitu tentang ke-Esa-an Allah SWT.
Angka satu adalah cerminan dari sifat Allah SWT yang Maha Esa yang tidak ada sekutu baginya, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Allah tidak diciptakan oleh siapa pun, tetapi Allah-lah pencipta segala sesuatu, pencipta seluruh alam semesta beserta isinya.
Surat Al Ikhlas Ayat 1 – 5 yang artinya “Katakanlah, dialah Allah yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu, Allah Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan NYA”.
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa arti dari Ahad dalam ayat tersebut adalah Esa, tunggal dalam bahasa Indonesia adalah satu. Lambang angka satu yang kita kenal sekarang berasal dari huruf Alif yang merupakan huruf pertama dari huruf hijaiyah dalam Al Qur’an.
Keistimewaan dan keajaiban angka-angka yang ada dalam Alquran merupakan bukti keteraturan dan keseimbangan alam semesta. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi ummat manusia dalam menjalani hidup dan kehidupannya di dunia. Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 1-3 yang artinya “Alif Lam Miim, Kitab ini tidak ada keraguan padanya, untuk menjadi petunjuk bagi orang yang bertakwa yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan sholat & menginfakkan sebagian rizki yang telah diberikan kepada mereka”.
Hukum dan lambang bilangan dalam matematika berasal dari hukum dan lambang yang ada dalam Al Qur’an. Hukum perkalian misalnya berasal dari ganjaran yang dijanjikan oleh Allah bagi siapa saja yang melaksanakan perinta NYA dan mengikuti anjuran dari Nabi Muhammad SAW.
Hukum perkalian dalam matematika mengajarkan kepada kita agar selalu berbuat jujur dan berkata benar.
Rumus perkalian dalam matematika yang menyatakan bahwa jika Positif dikalikan dengan negatif maka akan menghasilkan negatif ( + X – = –) atau negatif dikalikan dengan positif akan menghasilkan negatif ( – X + = –), Sebaliknya jika positif dikalikan dengan positif akan menghasilkan positif (+ X + = +) atau jika negatif dikalikan dengan negatif akan menghasilkan positif ( – X – = +).
Dalam kehidupan sehari hari positif sama dengan benar atau kebenaran, dan dan negatif sama dengan salah atau kesalahan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila yang benar kita katakan salah, maka perbuatan kita salah. Apabila yang salah kita katakan benar, maka perbuatan kita juga salah. Sebaliknya Apabila yang benar kita katakan benar, maka perbuatan kita benar dan apabila yang salah kita katakan salah, maka perbuatan kita juga benar.
Demikian juga dengan rumus pembagian yaitu jika kita melakukan satu kebaikan karena ingin pujian dari orang lain, maka satu kebaikan itu akan bernilai nol (0). sebaliknya jika kita melakukan satu kebaikan karena ingin mendapatkan keridhoaan dan ganjaran dari Allah SWT maka hasilnya satu (1). Dan satu kebaikan itu akan menjadi sepuluh (10) kebaikan bahkan lebih. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya “Barang siapa berbuat kebaikan akan mendapat balasan sepuluh kali lipat Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak di rugikan” (QS.6:160 ).
Dalam ayat lain Allah menjelaskan bahwa “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya dijalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji, Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa saja yang dikehendaki dan Allah Maha luas lagi Maha mengetahui”( QS. 2 : 261).
Selain mengajarkan kejujuran dan kebaikan belajar matematika juga menjadi dasar ditemukannya perbedaan waktu dari masing wilayah seperti yang tersirat dalam surat Al-Imran ayat 190 yang artinya ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS Ali Imran: 190). Pada ayat lain dijelaskan bahwa ”Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).” (QS Yunus (10 : 5). Ayat tersebut merupakan pedoman dalam menetapkan waktu sholat dan pembuatan kalender yang kita gunakan sekarang.

Tinggalkan Balasan