Pentingnya Kejujuran Bagi Seorang Pendidik

Penanaman nilai kejujuran dalam rangka membentuk karakter siswa pada intinya bertujuan untuk membentuk generasi yang tangguh, berlandaskan kejujuran, berakhlak mulia, bermoral dan berorientasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang di jiwai oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Perilaku jujur adalah dasar dari segala perilaku terpuji lainnya yang harus dimiliki oleh semua generasi muda agar tercipta generasi-generasi dengan kualias terbaik yang memiliki sikap jujur agar terbangun pemerintahan yang adil dan beradab sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 .

Bahkan Allah SWT telah mengingatkan kita sebagai hamba-Nya agar bersikap jujur dan memelihara kejujuran seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Ahzab: 70 – 71 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa – dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”

Ayat tersebut secara jelas mengingatkan kepada kita bahwa seseorang yang berbuat jujur maka amalan-amalan yang lain akan menjadi baik. Hal ini terjadi karena kejujuran akan membawa ketenangan dan membuat kita termovasi dan merasa terawasi untuk selalu berprilaku dan bersikap baik, sebaliknya apabila kita berbohong maka akan diikuti oleh kebohongan berikutnya untuk menutupi kebohongan sebelumnya.

Dalam ayat lainnya Allah menegaskan betapa pentingnya bersikap jujur dan menjauhi perkataan dusta sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al Isro’ ayat 53 yang artinya “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan (suka) menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”

Perilaku tidak jujur atau dusta akan menimbulkan permasalahan sesama manusia, karena hal tersebut merupakan hasutan syaitan yang ingin menjerumuskan manusia kejurang kesesatan. Syaiton tidak akan pernah puas sebelum dapat menjerumuskan manusia kepada kesesatan.
Untuk itu salah satu sikap yang harus dibiasakan oleh seorang pendidik adalah berkata jujur dalam menjalankan proses pembelajaran terhadap peserta didiknya seperti yang dicontohkan oleh panutan sepanjang masa, seorang pendidik yang mengingat peserta didiiknya hingga akhir hayat, bahkan hingga diyaumul hisab yakni Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Guru sebagai seorang pendidik yang memiliki tanggungjawab menjadikan peserta didiknya sebagai orang terdidik hendaklah menanamkan nilai nilai kejujuran dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan. Sehingga peristiwa yang setiap tahun terjadi ketika menjelang ujian nasional tidak terulang lagi yaitu adanya oknum yang memberikan kunci jawaban kepada siswa sehingga siswa merasa tidak terbebani karena kunci jawaban pasti akan diperoleh sebelum ujian. Selain itu belajar dianggap tidak penting oleh sebagian besar siswa yang akan mengikuti ujian, karakter siswa sebagai pembelajar juga ikut terkikis dan yang paling berbahaya adalah dapat menjadi pemicu terjadinya tindak kriminal yang dilakukan oleh siswa akibat hilangnya kejujuran dari setiap proses pembelajaran khususnya menjelang ujian nasional yang dijadikan tolok ukur kelulusan siswa. Selain itu kejahatan dan korupsi yang terjadi dimana mana merupakan dampak dari hilangnya nilai kejujuran dari setiap individu.

Tinggalkan Balasan