Salah satu ketetapan Allah terhadap manusia adalah manusia diciptakan dalam keadaan yang berbeda beda. “Perbedaan” atau keragaman adalah hukum alam yang merupakan kekuasaan Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Hujarat 13 yang arinya “Wahai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Secara garis besar perbedaan yang ada pada diri siswa dapat dikelompokkan menjadi dua ; pertama perbedaan atas ketentuan Allah yang tidak bisa dipilih yaitu perbedaan secara fisik seperti jenis kelamin, tempat dan dari rahim siapa dia dilahirkan. Sedangkan perbedaan yang kedua adalah perbedaan karena pilihan siswa itu sendiri yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya seperti pilihan jurusan, tempat sekolah, minat dan berbagai pilihan lainnya.
Perbedaan perbedaan tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi guru untuk merancang pola pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
“Perbedaan” yang ada pada diri siswa merupakan salah satu faktor untuk melakukan analisis kebutuhan (need assesment) sebelum menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang memberikan ruang seluas luasnya kepada siswa untuk ikut berpartisipasi dalam perencanaan proses pembelajaran (Student Centered). Salah satunya adalah dengan memperhatikan perbedaan yang ada pada diri siswa baik secara fisik maupun non fisik.
Sikap saling menghargai terhadap perbedaan dapat memotivasi siswa untuk bekerjasama dan bersaing dalam mengerjakan amal kebaikan. Akan tetapi kita seringkali melihat “perbedaan” dengan penuh prasangka dan pandangan-pandangan yang negatif. Bahkan kita menganggap setiap yang ber“beda” dengan kita sebagai lawan yang layak ditaklukkan. Akibatnya kita tidak mampu membina kerjasama yang produktif dengan orang-orang yang kita anggap ber“beda”. Hal ini membuat kita kehilangan banyak hal terutama hikmah yang tersembunyi di balik “perbedaan” itu sendiri. Padahal Allah telah menerangkan dalam firman-Nya Surat Ar-Rum Ayat 22. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”..
Bibit pertentangan atau perkelahian diantara siswa selalu lahir dari sikap siswa yang tidak mampu mendayagunakan“perbedaan” sebagai ladang untuk menanam kebaikan. Allah SWT telah mengingatkan dalam Surat Hud ayat 118 yang artinya “Dan Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya Dia menjadikan manusia satu umat (tetapi Tuhan tidak menghendaki itu) sehingga mereka akan terus-menerus ber“beda” pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.”
Untuk itu dalam suasana pandemi seperti sekarang yang telah merubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru khususnya perbedaan sistem pembelajaran yang dilakukan. Agar perbedaan persepsi yang ditimbulkan selama masa pandemi ini tidak berdampak negatif bagi kita khususnya siswa disekolah, sejenak kita renungkan peringatan Allah dalam surat Al Hujarat ayat 11 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang diolok olok lebih baik dari mereka yang mengolok olok, jangan pula perempuan perempuan mengolok olok perempuan yang lain, karena boleh jadi perempuan yang diolok olok lebih baik perempuan yang mengolok olok, janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan dengan gelar gelar yang buruk, seburuk buruk panggilan adalah panggilan yang fasik setelah beriman. Dan barang siapa tidak mau bertobat, maka mereka itulah orang yang zholim”.
Akhirnya semoga ayat tersebut dapat kita jadikan pedoman dalam menyikapi suatu perbedaan agar tidak menimbulkan perpecahaan diantara ummat islam. Karena sesungguhnya perbedaan itu adalah ujian bagi manusia untuk meningkatkan kualitas diri kita masing masing. Sebagaimana ditegaskan dalam surat Al Ma’idah ayat 48 “Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”,
Hikmah dari adanya “perbedaan” itu adalah laksana ikan yang berenang di air yang bening di balik batu-batu karang yang tajam dan keras. Di satu sisi. “perbedaan” merupakan ancaman namun pada sisi lainnya justru “perbedaan” dapat menimbulkan suasana ke“indah”an yang mengagumkan.