LAZIMNYA peringatan hari kelahiran satu daerah dipusatkan di ibu kota daerah tersebut. Jika memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi, misalnya maka pelaksanaan kegiatan akan dipusatkan di Ibu Kota Provinsi. Jika HUT Kabupaten maka peringatan dan rangkaian acaranya dilaksanakan di Ibu Kota Kabupaten juga. Begitulah kelaziman yang berlaku selama ini.
Tahun ini, bertepatan dengan HUT Provinsi Kepri ke-19. Ada yang lain. HUT Provinsi diperingati setiap tanggal 24 September sejak berdiri dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepri (Kepulauan Riau). Ada yang istimewa pada peringatan Hari Milad ke-19 tahun 2021, yakni diselenggarakannya Apel Bendera di Ibu Kota Kabupaten Karimun, Karimun. Saya ingat ini satu hal yang baru. Boleh jadi karena covid.
Kebetulan saya berkesempatan mengikuti Upacara Bendera Peringatan HUT Ke-19 yang dilaksanakan di halaman Kantor Bupati Karimun. Saya hadir sebagai memenuhi permintaan Ketua Umum MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kabupaten Karimun yang mendapat undangan untuk mengikuti upacara.
Sejatinya undangan HUT alias Hari Milad Provinsi Kepri ke-19 tahun 2021, ini ditujukan kepada Pak Kholif Ihda Rifai selaku Ketua Umum MUI Kabupaten Karimun. Undangannya untuk ketua. Tentu Ketua Umum didahulukan. Namun, sejak belyau mutasi dari Kantor Kemenag Kabupaten Karimun ke Kanwil Kemenag Provinsi Kepri di Tanjungpinang beberpa tahun lalu, jabatannya selaku Ketua Umum banyak dihandel oleh teman-teman pengurus yang berada di Karimun dalam tugas sehari-hari. Saya sendiri sebagai salah satu unsur ketua, ikut membantu melaksanakan tugas Pak Kholif bersama para ketua lainnya.
Hari Jumat (24/09/2021) ini ada undangan dari Kantor Bupati yang ditandatangani Sekda Kabupaten Karimun untuk Ketua MUI. Dan Pak Kholif meminta saya mewakilinya. Biasanya, jika saya beralangan akan diminta ke unsur ketua lainnya. Tapi, kebetulan hari ini saya ada waktu untuk memenuhi undangan itu. Maka hadirlah saya pada upacara peringatan HUT Kepri yang diselenggarakan oleh Kantor Bupati Karimun. Sebagai pengurus (ketua) MUI Kabupaten Karimun, jelasnya.
Pukul 07.15 saya sudah bergerak dari SMA Negeri 2 Karimun. Kok dari sini? Tidak dari rumah? Setiap hari, jika isteri saya ke sekolah, maka saya akan menjadi sopirnya. Sayalah yang menjemput-antarnya dari dan ke sekolah tempat dia mengajar. Meskipun saya tidak kurang kesibukan juga, namun selalu ada waktu untuk menjemput-antarnya. Jika pun tidak, dia akan dijemput-antar oleh anak-anak saya atau dia akan menumpang temannya yang sama-sama mengajar di sekolah yang sama.
Undangan tertulis pukul 07.30. Saya sudah hadir pukul 07.26. Belum terlalu ramai peserta upacara yang hadir. Tapi sudah lebih dari setengahnya, ternyata. Saya tahu setelah acara dimulai hampir pukul delapan ternyata peserta upacara memang tidak ramai. Boleh jadi karena suasana covid yang belum reda, jumlah upacara dibatasi panitia. Di bawah tenda tempat saya dan para undangan duduk, ini juga tidak sebanyak biasanya kursi undangan.
Wakil Bupati, Pak Anwar Hasyim, MSi hari ini menjadi Inspektur Upacara. Saya tidak tahu dan tidak bertanya juga mengapa tidak bupati. Prasangka baiknya, tentu saja karena belyau ada tugas lain pada hari dan jam yang sama ini. Tidak mungkin dia tidak ikut upacara ini jika tidak ada kewajiban lain yang harus dilaksanakan pada saat ini.
Upacara peringatan HUT Kepri oleh Pemda Kabupaten Karimun, ini berjalan lancar dan khidmat. Sebagaimana upacara bendera hari-hari lainnya, acaranya diawali dengan penyampaian petugas oleh MC atau pembawa acara, Sinta. Setelah semua personel dan peserta dijelaskan acarapun dimulai, persis ketika Wakil Bupati Karimun sampai di lokasi acara. Dia langsung dipersilakan naik mimbar tempat Inspektur Upacara.
Setelah penghormatan kepada insperktur acara demi acara dilanjutkan. Ada penyampaian riwayat berdirinya Provinsi Kepri selain menaikkan bendera merah-putih dan pembacaan Pancasila serta amanat oleh Inspektur Upacara, Pak Wabup. Acara terakhir tentu saja doa yang dipandu oleh H. Ashari. Sebelumnya ada penampilan lagu-lagu Nasional dan lagu Daerah. Dan yang tampak khusus pada upacara bendera ini adalah pakaian peserta dan petugas upacara menggunakan pakain Melayu (baju kurung daerah Kepri). Para undangan juga menggunakan pakaian Melayu karena sudah disampaikan di undangan. Upacara berjalan aman dan lancer sejak awal hingga akhir.***
Keren reportasenya, ada unsur opininya.