SALAH satu penyakit yang tidak mudah mengobatinya dalam kehidupan sehari-hari adalah tidak disiplin. Khususnya disiplin waktu. Selain penyakit tidak disiplin waktu tentu masih ada dan banyak tidak disiplin lainnya yang juga menjadi penyakit tanpa disadari. Kita tahu sesungguhnya tidak disiplin pada waktu sangat merusak tatanan lain yang boleh jadi tidak berkaitan langsung dengan waktu. Artinya penyakit tidak disiplin waktu
Setiap orang yang tidak disiplin waktu bukan saja akan merugi karena kehilangan waktu tapi sesungguhnya juga akan merugi di bidang lain karena kehilangan hal-hal lain itu. kehilangan dalam tugas dan aktifitas sehari-hari. Apapun yang diceburi akan berpotensi merugi jika waktu tidak ditepati. Katakanlah aktifitas dan kreatifitas di ranah literasi atau tulis-menulis. Ketika seseorang hadir terlambat ke titik aktifitasnya maka kehilangan pertamanya adalah kehilangan waktu aktifitsnya sejumlah waktu yang dia terlambat itu. Tapi di sisi lain dia juga akan kehilangan aktifitas itu sendiri yang sejatinya pada saat itu bisa dikerjakan atau bisa diselesaikan.
Bolehlah kita contohkan seorang guru, jika dia terlambat datang ke sekolah atau ke kelas yang semestinya dia mengajar pada waktu itu, berarti dia pun sudah kehilangan banyak hal. Selain kehilangan waktunya dia juga akan kehilangan waujud tanggung jawabnya sebagai guru. Celakanya juga akan kehilangan harga dirinya di mata anak-didiknya yang menilai dia tidak disiplin. Pada hakikatnya setiap orang yang tidak mampu mengelola waktu sehingga sering tidak disiplin waktu (terlambat) maka dia akan menjadi orang yang sangat merugi. Dia akan kehilangan banyak hal.
Untuk itu tidak diragukan pentingnya disiplin waktu bagi setiap orang. Bagi seorang penulis, misalnya disiplin waktu itu sangatlah mutlak adanya. Itu disebabkan kegiatan menulis pada umumnya belum menjadi pekerjaan tetap bagi sebagian besar orang. Mungkin termasuk sebagian besar kita di sini. Walaupun setiap hari kita menulis, besar kemungkinan pekerjaan menulis ini belum menjadi pekerjaan tempat sandaran penghasilan kita. Istilah penulis professional dalam arti tempat menggantungkan kehidupan, pada umumnya belum sampai di situ bagi kita.
Mengingat menulis masih sebagai pekerjaan sambilan itu maka disiplin waktu sangatlah penting. Jika umpamanya kita berprofesi sebagai guru atau pekerjaan lainnya sebagai topangan biaya hidup, tentu saja kita akan menomorsatukan pekerjaan pokok itu. Karena itu kita akan melaksanakan pekerjaan menulis di luar waktu-waktu bekerja resmi. Di sinilah disiplin waktu diperlukan. Jika lalai otomatis kita akan kehilangan kesempatan untuk menulis.
Sebenarnya disiplin waktu atau bahkan disiplin apapun juga dapat dilatih dengan bersungguh-sungguh. Harus dicamkan betul dalam hati untuk melaksanakan kedisiplinan itu dengan sebaik-baiknya. Memang, perlu latihan yang serius untuk melakukannya. Tidak bisa langsung menjadi disiplin jika tidak terlebih dahulu dimulai dengan latihan. Dan latihan diri ini tidak boleh angin-anginan alias hangat-hangat tahi ayam. Harus konsekuen. Kapan dan untuk masalah apapun wajib dipaksakan untuk disiplin. Bayangkan dalam waktu yang tidak banyak kita wajib bekerja di tempat pekerjaan pokok dan juga akan mengerjakan pekerjaan lainnya dalam waktu yang sudah tidak banyak itu.
Maka laitahn yang terus-menerus akan membuat seseorang untuk mampu melakukan apa yang sebelumnya mungkin tidak mampu. Belajar naik sepeda, misalnya yang semula tidak bisa pasti akan bisa jika terus-menerus latihan dan berlatih pula dengan bersungguh-sungguh dan serius. Begitu juga aktivitas lainnya. Pasti akan bisa jika mau berlatih dan bersungguh-sungguh pula latihannya. Jika waktu menulis misalnya tinggal kesempatannya di waktu malam menjelang tidur atau setelah bangun dari tidur, marilah waktu-waktu itu diisi secara disiplin. Artinya tidak sampai mengganggu waktu untuk pekerjaan pokok. Berlatihlah mengisi waktu untuk menulis di waktu itu.
Kesimpulan kita, persoalan rendahnya disiplin bagi siapa saja akan dapat merugikan diri orang tersebut. Namun sebenarnya dapat diobati dengan berlatih untuk berdisiplin secara individu mengingat pekerjaan itu akan dikerjakan juga secara individu. Setelah dipasang target menulis sekian lembar atau sekian artikel setiap hari, maka target itulah yang harus menjadi patokan dalam usaha berdisiplin waktu.***