Pohon pedada tumbuh merawan,
Namun kuat hidup berseri,
Tempayan tiada adanya cawan,
Tidak muat hendak diisi.
Sungguh manis rasa kuini,
Dimakan bersama buah cheri,
Juragan tempayan ada di sini,
Kirimkan pesanan pasti diberi.
Langit terik tertutp awan,
Hendak keluar jemur terasi,
Tak apa-apa pakailah cawan,
Yang penting bisa basahlah gusi.
Pak kumis naik kuda poni,
Kuda lari di pematang gurun,
Sungguh berat mata ini,
Tapi masih kalah sama berpantun.
Syarat berpantun sudahlah paham,
Tetapi ada yang belum pas,
Suku kata tak kurang delapan,
Tidak lebih dari dua belas.
Datang bertamu pintu diketuk,
Sudahlah larut lupa menengok jam,
Jikalau mata sudah mengantuk,
Bolehlah berpantun sambil terpejam.
Naik KRL turun di Bekasi,
Dijemput sama Bu Meri,
Jika anda inginkan terasi,
Bolehlah puan tuan kemari.
Hujan rintik di atas batu,
Tidak sedar hingga ke pagi,
Proses belajar memang begitu,
Moga esok lebih pas lagi.
Naik delman gantilah taksi,
Berputar-putar keliling kota,
Rupanya ada juragan terasi,
Sila dibagi semua anggota.
Bukan jati sembarang jati,
Menempah jati rumah pak isa,
Bukan trasi sembarang trasi,
Trasi juragan enak rasanya.