Menjadi seorang pengajar di era sekarang memang tidaklah mudah dan butuh ekstra kesabaran, terlebih bagi seorang yang statusnya masih guru bantu alias guru honorer. Di tengah krisis besar ini yang disebabkan oleh adanya bencana dan darurat nasional akibat meluasnya pandemi penyebaran Corona Virus Disease 2019 hampir melanda diberbagai sektor ternasuk sektor pendidikan atau pembelajaran. hal ini memaksa kita untuk melakukan proses pembelajaran menggunakan media online agar potensi penyebaran pandemi ini tidak terjadi pada claster sekolah yang terdiri dari guru dan peserta didik.
tentu saja pembelajaran yang dilakukan saat ini tidak dapat bertatap muka langsung secara fisik namun pembelajaran menggunakan media atau aplikasi virtual meeting seperti Google meet, Zoom, Team, Webex Sisco dan lain-lain dengan pertimbangan agar tetap menjaga jarak (physical distancing). keadaan ini sebetulnya membuat efek kejut bagi entitas guru maupun siswa. bagaimana tidak, pembelajaran yang dilakukan biasanya “say hello” dalam satu ruangan tetapi kali ini kita dihadapakan pada keadaan dimana guru dan siswa harus belajar secara terpisah diantara ruang dan waktu menggunakan virtual device secara online yang sering disebut dengan istilah PJJ.
memang sejatinya pembelajaran jarak jauh ini (learning by distance) memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, nah kita sebagai bagian dari entitas sekolah tentu harus bijak dalam memahami situasi dan kondisi saat ini. berikut ini keunggulan pembeajaran jarak jauh:
- Bisa dilakukan dimana saja
- Tidak harus memakai seragam
- Bisa lebih santai
- dokumentasi hasil tugas siswa lebih cepat
- Penugasan dan materi bisa lebih variatif
tentu saja dibandingkan keunggulan keunggulan tersebut masih banyak kekurangan yang perlu dihadapi dengan baik dari setiap kita, diantara kekurangannya adalah sebagai berikut:
- Pendidikan karakater akan lebih sulit dilakukan karena pembelajaan dialakukan secara daring
- tidak adanya chemistry atau suasana psikologi antara siswa dan guru dalam belajar
- ketercapaian dan ketuntasan materi tidak maksimal karena sifat materi hanya audio visual
- feedback tidak dapat langsung diakukan antara guru kepada siswa karena tidak adanya ekspresi
melihat dari keunggulan dan kelemahannya yang ada, maka hal ini akan bisa diambil jalan tengahnya sebagai autocritic kita sebagai stakeholder penyelenggaraan pembelajaran dimasa pandemic seperti ini.
- Penyediaan infrastruktur tol langit oleh pemerintah agar lebih luas dan merata
- ketersediaan protokol kesehatan yang seragam
- Pola pikir dan cara pandangan dari guru, siswa dan orang tua yang berubah
dari segala kelebihan dan kekurangan PJJ ini maka akan menimbulkan pertanyaan baru berdasarkan situasi yang ada, apakah kegiatan PJJ ini akan tetap dilakukan setelah pendemic ini berakhir? ataukah ini akan menjadi cara baru untuk men-delivery materi dengan mengkombinasikan pola pembelajaran yang lama? maka sekali lagi yang tepenting adalah aspek Kemauan dari guru yang mengajar dan dari Siswa yang belajar.
disusun oleh:
Muhamad aceng, SMPN 3 Pakuhaji, Tangerang