MEMASUKI DUNIA KAMPUS BARU
Hari Sabtu pagi saya mendapat info ada zoom dengan para dosen Universitas UNTARA (Universitas Tangerang Raya) yang berlokasi di daerah Cilengsi, Bogor. Pada pertemuan zoom tersebut agenda yang akan dilaksanakan adalah perkenalan para dosen dan mahasiswa S1 dan S2 yang baru masuk sekaligus garis besar tentang berdirinya kampus UNTARA yang merupakan cabang dari kampus utama di Tangerang.
Pemberitahuan itu menurut saya sedikit mendadak. Namun tak apalah hanya sekedar perkenalan, itu pikir saya. Saya berharap akan mendapatkan banyak masukan dari para dosen senior. Pagi pukul 08.55., saya sudah nyalakan laptop dan bergabung dengan zoom, namun video dan speaker masih saya mute agar suara-suara di luar rumah tidak mengganggu jalannya pertemuan. Saya baca di layar masih beberapa dosen dan peserta yang bergabung di zoom. Ada kesempatan bagi saya untuk sarapan cepat-cepat karena masakan baru matang.
Saya juga meminta putra saya untuk segera sarapan dan membiarkan saya mengikuti pertemuan di zoom. Tidak berapa lama satu-persatu peserta zoom masuk. Ternyata untuk menepati waktu masih belum menjadi budaya di lingkungan para dosen dan mahasiswa. Hal ini umum terjadi dimana-mana karena berbagai alasan kesibukan dan signal yang tidak bersahabat.
Saya pribadi menyadarinya, karena saya juga mengalami sendiri ketika hendak zoom tiba-tiba internet off. Mungkin bagi beberapa orang hal itu bisa digunakan untuk alasan untuk tidak dapat menghadiri pertemuan via zoom. Namun bagi saya tidak demikian. Jika memang saya tidak bergiat di jam sama pasti saya ikut. Pada pertemuan dengan para dosen dan mahasiswa UNTARA saya juga terpaksa ganti di HP karena WIFI untuk menyambungkan ke laptop signalnya tidak begitu kuat sehingga sering berputar-putar dan menghilang.
Acara pertemuan diawali dengan perkenalan beberapa dosen senior termasuk senior saya yang pernah bekerja dalam satu institusi dengan saya. Mereka tampak profesional namun sangat disayangkan wakil Rektor tidak dapat hadir, mungkin karena kegiatan lain yang mendesak. Sudah biasa jika pejabat sibuk. Bawahan biasanya memaklumi.
Tiba giliran saya memperkenalkan diri. Ada sedikit keraguan ketika akan memperkenalkan diri karena mereka semua pasti dosen-dosen yang berkompeten dan profesional. Namun rasa itu segera hilang ketika saya mulai perkenalan. Hanya singkat sambil membaca situasi di dalam pertemuan.
Beberapa mahasiswa S2 juga memperkenalkan diri. Mereka berasal dari berbagai profesi dan mereka orang-orang hebat yang masih ingin menimba ilmu karena tuntutan profesi dan jabatan. Mereka mengetahui universitas UNTARA Cilengsi dari teman-teman mereka yang kebetulan pernah kuliah S1 bersama dan menjadi penyelenggara kegiatan belajar mengajar. Biaya kuliah yang cukup terjangkau menjadi alasan mereka memilih UNTARA sebagai tempat menimba ilmu.
Banyak ekspektasi yang diharapkan para mahasiswa terhadap kampus barunya. Tentunya dosen-dosen yang profesional, materi yang siap dan berbagai kemudahan bagi mahasiswa untuk belajar. Sayapun juga memiliki harapan yang sama dan akan berusaha memberikan yang terbaik bagi para mahasiswa dan kampus UNTARA.
Saya yakin dengan berbagai perbaikan dalam perencanaan dan persiapan yang matang akan membuat kampus UNTARA lebih dikenal masyarakat, terutama masyarakat di daerah Cilengsi, Bogor.
Acara pertemuan tidak lama karena tidak jadi ada kuliah umum. Hal ini dikarenakan jumlah mahasiswa yang bergabung dalam pertemuan belum semua juga materi-materi untuk para mahasiswa masih perlu di diskusikan.
Memasuki dunia kampus baru menjadi dosen membuat saya lebih bersemangat untuk bergiat dan bertemu mahasiswa walau melalui zoom. Dunia IT memang harus dikuasai oleh para dosen atau guru manapun termasuk saya. Semula saya hanya mengetahui sekedar bergabung dengan zoom, namun sekarang mulai terbiasa dengan mengganti background zoom, memaparkan materi ajaran dan share alamat link. Saya belajar dari teman di kantor dan putra di rumah.
Semoga dengan bergabung menjadi dosen di kampus UNTARA, menjadikan saya semakin mengenal dunia pendidikan di luar insitusi saya dan dapat berbagi ilmu dengan orang lain.
Nani
Jonggol, 11 Juli 2021