Oleh Nuraini Ahwan.
Menulislah setiap hari, lihatlah apa yang terjadi (Bapak Wijaya Kusumah). Biarkan tulisan itu nanti yang akan menemukan takdirnya sendiri (Sri Sugiastuti). Membacalah karena dengan membaca kita akan dapat merangkai kalimat demi kalimat menjadi indah ( Bapak Ngainun Naim).
Hari ini, tugas seabrek yang harus diselesaikan membuat badan kelelahan dan terasa lemah. Keadaan dan kondisi seperti ini memang sering sekali saya alami, belum lagi kebuntuan ide membuat jari – jemari ini seakan sulit untuk bergerak merangkai aksara menjadi kata dan menjadi rangkaian kalimat bermakna.
Saya ingat dengan komentar salah seorang pengunjung blog saya yang setuju dengan apa yang selalu saya tuliskan dalam blog selama pandemi covid 19 ini. Ia mengatakan corona virus disease 19 memperkaya ide untuk menulis. Ini salah satu nutrisi semangat yang membuat saya hari ini tergerak untuk membuka lattop dan menulis dalam blog.
Saya masih menulis seputar pembelajaran yang dilaksanakan di masa pendemi ini. Seputar cerita pelaksanaan penilaian akhir tahun 2019-2020. Masih dalam kalimat tanya, “Adakah cerita lagi dari posko pendistribusian soal untuk siswa SDN 1 Dasan Tereng pada masa Pandemi ini ?”
Cerita tidak saja datang dari posko pendistribusian soal saja tetapi cerita juga berasal dari pemantau atau petugas monitoring dan petugas siap siaga di sekolah. Satu persatu ceritanya dimulai dari posko petugas siap siaga di sekolah yang ingin mengabadikan momen keberangkatan koordinator posko ke lokasi poskonya masing-masing.
Kata petugas siap siaga di sekolah kepada koordinator posko,”Mari kita mengabadikan moment sebelum berangkat ke lokasi posko, lalu bertebaranlah ke muka bumi untuk menebar ilmu kepada generasi emas bangsa ini. Semoga semua tercatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT.”
Mengingat Firman Allah, yang artinya apabila telah tunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung ( Q.S Al Jumu’ah 10)
Cerita berikutnya datang dari petugas siaga yang masih saja mendapat tugas mengantar soal ke beberapa posko karena kekeliruan jumlah soal yang di bawa ke posko. Di posko petugas menyaksikan peserta didik memakai seragam sekolah ketika mengikuti kegiatan PAS/PAT. Mendapat jawaban dari peserta siswa bahwa apa yang dilakukan adalah untuk mengobati rasa kangennya pada pakaian seragam sekolahnya. Mereka ingin segera mengenakannya setiap hari.
Lain cerita dari petugas siaga di sekolah, lain pula cerita petugas monotoring pelaksanaan PAS. Ia melihat kegiatan PAS yang di lokasi posko diawali dengan kegiatan pra penilaian. Petugas posko mengisi dengan kegiatan penguatan pendidikan karakter. Siswa menyanyikan lagu mars penguatan pendidikan karakter (PPK), melakukan tepuk PPK dan salam PPK. Anak-anak tampak senang dan terobati rindu mereka pada teman-temannya.
Suasana layaknya belajar bersama teman sekelasnya. Padahal yang duduk di kiri kanan mereka belum tentu teman sekelasnya. Bisa jadi adik kelas atau kakak kelas. Meskipun di lokasi posko tak ada kursi meja dan tak duduk berdampingan bersama teman pada jenjang kelas yang sama ( satu posko terdiri dari peserta kelas 1-5 yang terdaftar pada posko yang sama) mereka tampak senang.
Koordinator posko yang mendistibusikan soal kepada siswa dan dikerjakan di rumah masing-masing nyaris tak punya cerita. Ceritanya hanya seputaran lokasi poskonya di rumah kepala dusun dan tidak repsentatif sebagai tempat peserta didik mengerjakan soal. Jumlahnya sangat banyak, terbanyak dari sepuluh pokso yang disiapkan sekolah.
Cerita yang seragam dari semua koordinator yang melaksanakan kegiatan penilaian akhir semester atau penilaian akhir tahun di lokasi posko adalah kesan tidak bisa saling menyontek dan tidak bisa bekerjasama dalam menjawab soal. Selain karena jarak yang diatur juga karena peserta berbeda kelas, peserta dari kelas 1 sampai kelas 5 dalam satu posko. ( Kelaa 1-5 yang terdaftar dalam posko tetentu, bukan kelas 1-5 secara keseluruhan). Karakter kemandirian, tanggung jawab, jujur, hormat menghormati, integritas teruji di moment ini.
Tidak mau terlewatkan dari cerita tentang kejadian dari posko, saya juga menceritakan tentang apa yang saya alami ketika melakukan monitoring di salah satu posko pendistribusian soal. Berkeliling masuk jalan tak beraspal panas melainkan jalan beraspal tumpah hingga akhirnya sampai kepada gang sempit yang hanya bisa dimasuki mobil dengan satu arah, tidak bisa berpapasan. Sampai ke pemukiman penduduk, saya bertanya kepada seorang ibu yang kebetulan berdiri di pinggir jalan.
“Maaf ibu, lokasi ulangan semester siswa, SDN 1 Dasan Tereng di mana sekitaran sini?” tanya saya pada ibu yang saat itu lagi sibuk menyapu halamannya.
Jawaban yang saya terima adalah ditunjukkan jalan memutar. Saya dengan tenangnya mengikuti arahan tadi sampai di ujung jalan harus belok kiri. Di ujung jalan saya melihat seekor anjing. Anjing itu berjalan ke arah saya yang sedang mengendarai motor ke arahnya seakan akan menyambut saya. Arah itulah jalan yang ditunjukkan orang tadi. Saya ragu-ragu saat melihat anjing itu. Tetapi mengingat hari ini hari ketiga PAS dan masih ada dua posko lagi yang belum saya kunjungi, maka saya mengendarai sepeda motor saya pelan-pelan sambil melihat kiri kanan jalan untuk melihat lokasi posko. Saya tidak menyangka anjing yang tadi saya lihat tiba-tiba mendekati saya dan mengarahkan mulutnya ke betis saya “ngeng”
Reflek saya mengangkat kaki kanan setinggi-tingginya dan menarik kencang gas sepeda motor yang saya kendarai dengan kencang. Sepeda motor saya layaknya terbang. Saya selamat dan luput dari terkaman anjing tersebut. Alhamdulillah.
Benar, anjing tadi memang galak. Namanya Boly. Kata pemilik rumah tempat pelaksanan PAS 2 di posko 7. “Sebaiknya ibu lebih berhati -hati nanti ketika Kembali dari sini.”pesan pemilik rumah yang ditempai sebagai lokasi posko.
Pemantau dan koordinator posko membawa berkas lembar jawaban siswa ke sekolah dengan segudang cerita yang memenuhi memori dan akan menjadi catatan tersendiri dalam kenangan diri.
Apapun yang menjadi cerita, pengalaman yang diperoleh akan menjadi pembelajaran. Bagaimana menemukan ide, gagasan dan inovasi untuk berbuat pada masa pandemi covid 19 ini, agar pendidikan tetap terlaksana. Siapa saja adalah guru, di mana saja adalah sekolah. Ayo semangat.
Lombok, 10 Juni 2020