Sumber gambar : detik.com
Selamat pagi sobat,
Jelang kedatangan Presiden Joko Widodo ke kota Blitar, aparat kota setempat bergerak cepat untuk menghapus mural di pinggir jalan yang akan dilalui oleh Presiden Joko Widodo dan rombongan.
Seperti dirilis oleh kompas.com (07/09/2021) bahwa sekitar lima jam menjelang kedatangan Presiden Joko Widodo ke Kota Blitar, aparat Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar terlihat sibuk melakukan pengecatan sebuah tembok di Jalan Moh Hatta.
Pengecatan dilakukan secara terburu-buru oleh tiga orang berseragam krem pada Selasa (7/8/2021), sekitar pukul 09.30 WIB.
Mereka mengecat tembok yang berlokasi sekitar 500 meter dari kompleks Makam Bung Karno yang akan dikunjungi Jokowi siang ini.
Tembok sepanjang sekitar enam meter dan tinggi sekitar dua meter itu semula berisi mural dan coretan bernada kritikan kepada pemerintah.
Namun dalam waktu sekitar satu jam, tembok itu telah berubah wajah menjadi warna merah polos.
Sebelum aparat kelurahan itu menutup seluruh tembok dengan cat merah, sebuah tulisan pada tembok itu sempat terbaca oleh masyarakat sekitar, yaitu “Kritik Dibungkam”.
Nanun penghapusan mural yang terlihat dilakukan secara tergesa gesa tersebut dibantah oleh Lurah setempat bahwa berkaitan dengan kedatangan Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut terungkap seperti dirilis oleh kompas.com (07/09/2021) bahwa Lurah Kepanjenkidul Dedik Setyawan mengatakan, penghapusan mural dan coretan pada tembok itu tidak berhubungan dengan rencana kunjungan Jokowi ke Makam Bung Karno.
Dedik mengatakan pihaknya memang sudah berencana menghapus mural di tembok tersebut.
“Kebetulan saja berbarengan dengan rencana kunjungan Pak Jokowi, karena muralnya memang sudah ada sejak beberapa hari lalu. Tapi kalau tulisan-tulisannya baru kemarin atau tadi malam,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa.
Menurutnya, petugas memang mempercepat pengecatan setelah mendengar kabar kedatangan Jokowi.
“Kita mengantisipasi kedatangan Beliau Bapak Presiden juga (agar) nyaman di Kota Blitar ini,” tambahnya.
Ditanya apa saja isi mural dan coretan itu, Dedik menolak menyebutkan.
Menurutnya, mural dan coretan itu berisi kata-kata yang tidak pantas dan tidak bertanggung jawab.
Dia juga membenarkan bahwa mural dan coretan itu berisi kritikan kepada pemerintah.
“Isinya, pokonya tidak pantaslah. Salah satunya kritikan yang tidak bertanggung jawab. Cuma kritik yang tidak bertanggung, jawab gitu aja,” tambah Dedik.
Dedik juga mengaku tidak tahu siapa pembuat mural dan coretan di tembok yang jika tidak dihapus akan sangat nampak jelas oleh rombongan Presiden saat melintas menuju kompleks Makam Bung Karno itu.
Menurut hemat saya, bila mural dan coretan tersebut hanyalah berupa kritikan terhadap Pemerintah maka penghapusan tidak harus terjadi. Bisa jadi maraknya mural yang isinya berupa kritik terhadap Pemerintah maka hal ini menandakan ada saluran aspirasi rakyat yang tersumbat baik melalui aparat Pemerintah Pusat dan Daerah, melalui wakil rakyat yang di Pusat maupun Daerah bahkan juga melalui media sosial dan aksi unjuk rasa yang juga tak direspon.
Namun bila mural berisikan caci maki dan ujaran kebencian serta bagian dari vandalisme maka mural yang demikian itu memang layak untuk dihapus.
Sekarang ini sudah muncul anggapan di publik bahwa Pemerintah takut dengan mural.
Lucu juga, masak sama mural aja takut, seperti : Tuhan, Saya Lapar atau Tuhan, saya Kenyang Dibohongi ..
Alangkah bijak bila Pemerintah Pusat maupun Daerah menanggapi maraknya mural yang muncul dengan sikap untuk segera mengoreksi diri, apakah kebijakan yang selama ini dijalankan sudah benar, sudah adil dan sudah memberikan kenyamanan bagi rakyat dan bukan sekedar kenyamanan untuk relawannya saja.
Mari kita renungkan ..
Sobat, saatnya saya undur diri ..
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..
NH
Depok, 14 September 2021