Selamat pagi sobat,
Di pagi hari yang cerah ini saya mengangkat topik di rubrik NGETEH MORNING tentang buku cerita serial Pelangi di langit Singasari.
Kemarin (Kamis, 02/09/2021) setelah makan siang, saya membuka toko online yang menjual buku namun saat buku yang saya cari belum ketemu malah saya menemukan buku cerita serial di masa saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) yaitu buku cerita serial Pelangi Di Langit Singasari. Buku cerita serial karangan penulis kondang saat itu, SH. Mintardja merupakan buku cerita serial yang digemari oleh Papa saya. Beliau mulai membaca buku cerita serial ini dari awal hingga tamat. Buku cerita serial ini terbit sebulan sekali. Saya ingat, Papa kerap mengajak saya membeli buku cerita serial tersebut di toko buku di daerah jalan Saharjo.
Setelah Papa meninggal, koleksi buku cerita serial Pelangi Di Langit Singasari ini tetap tersimpan rapi di dalam sebuah koper.
Buku cerita serial Pelangi Di Langit Singasari ini diterbitkan oleh Yayasan “PANULUH”, Yogyakarta dan dicetak sebanyak 79 buku mulai jilid pertama hingga jilid 79. Setiap jilid dicetak dalam 80 halaman.
Jilid pertama terbit pada tahun 1968 dan jilid terakhir (79) terbit pada tahun 1974.
Seperti diulas dalam https://serialshmintardja.wordpress.com, cerita silat ini berlatar belakang sejarah Singasari pada masa pemerintahan Tunggul Ametung di Tumapel sampai dengan meninggalnya Ken Arok yang menyatakan dirinya sebagai Raja Singasari.
Tokoh sentral pada cerita ini adalah: Mahisa Agni, Ken Dedes, Ken Arok, Kuda Sempana dan Tunggul Ametung.
Nama-nama yang dikenal dalam sejarah adalah: Ken Arok, Ken Dedes, Tunggul Ametung, Kebo Ijo, Empu Gandring dan Empu Purwa.
Alur cerita mengikuti pakem sejarah, mulai kisah Ken Dedes di padepokan ayahnya, dibawa paksa oleh pasukan Tumapel, ulah Ken Arok merebut Ken Dedes dari Tunggul Ametung dengan membunuhnya, dan penobatan Ken Arok Menjadi maharaja setelah mengalahkan Kediri sampai meninggalnya Ken Arok.
Cerita mengalir mengikuti alur cerita tersebut dimulai dengan kisah Mahisa Agni sebagai murid Empu Purwa, kemudian ada Kuda Sempana sebagai tokoh antagonis. Bagaimana upaya Kuda Sempana mendapatkan Ken Dedes, kemarahan Empu Purwa karena anaknya dibawa paksa ke Tumapel sehingga menghancurkan bendungan yang mengakibatkan pindahnya Panawijen ke Padang Kerautan, dibuatnya bendungan dan sebagainya. Bagaimana dendam Kuda Sempana disalurkan dengan memanfaatkan tokoh hitam (jahat) Kebo sindet dan yang lainnya sehingga justru Mahis Agni menjadi lebih sakti. Intrik di Istana Tumapel dengan pembunuhan Kebo Ijo dan Tunggul Ametung yang memuluskan Ken Arok menjadi Akuwu dan kemudian menjadi maharaja dan “mengambil alih” Ken Dedes dari Tunggul Ametung. Kemudian cerita tentang Anusapati anak Tunggul Ametung dengan Ken Dedes yang diasuh Mahisa Agni dan Sumirat yang pada akhirnya dapat “membunuh” Ken Arok dan menggantikannya menjadi Raja Singasari.
Dari ulasan tersebut di atas, saya jadi tertarik untuk kembali membaca buku cerita serial Pelangi Di Langit Singasari tersebut. Beruntung saya mendapatkan buku cerita serial tersebut dengan lengkap sebanyak 79 jilid secara gratis dalam bentuk file pdf. Alhamdulillah ..
Nantinya di saat senggang, saya bakal membaca buku cerita serial Pelangi Di Langit Singasari ini.
Saya tutup tulisan ini dengan sebuah pantun :
Ponirah Kesal Karena Kehilangan Pencil
Ternyata Disimpan Di Dalam Lemari
Kembali Membaca Buku Cerita Saat Masih Kecil
Judulnya Pelangi Di Langit Singasari
Sobat, saatnya saya undur diri dan mari kita nikmati secangkir teh hangat di pagi hari ini ..
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..
NH
Depok, 3 September 2021