Saat itu tanggal 22 Januari 2018 di lapak online yang berlokasi di kota Sidoarjo, saya membeli dua bongkahan batu Bacan Obi yang berwarna coklat atau banyak orang yang menyebut Vacan Obi Madu. Bongkahan batu Bacan Obi tersebut tidaklah terlalu besar, masing masing hanya bisa dibuat sebuah batu cincin yang berdimensi 20 mm x 15 mm.
Tak lama kemudian, sebuah bongkahan batu Bacan Obi saya bawa ke tempat pembuatan batu cincin di Pasar Segar Depok. Di kios, Dedi sudah menunggu saya dan kemudian Dedi mulai meng-GOSPOL vongkahan batu Bacan Obi yang saya bawa.
Sambil nenunggu Dedi membuat batu cincin yang memakan waktu sekitar satu jam, saya sempatkan melihat lomba burung berkicau yang lokasinya berada di dekat kios pembuatan batu cincin. Saat itu yang dilombakan adalah kicauan burung Love Bird.
Saat lomba burung tengah istirahat, saya kembali ke kios Dedi dan ternyata Dedi sudah menyelesaikan tugasnya dan batu cincin Bacan Obi sudah terpasang di cincin aloaka berdimensi 20 mm x 15 mm.
Setelah menjadi batu cincin, batu Bacan Obi Madu ini terlihat begitu indah dan sudah tembus cahaya. Luar biasa ..
Batu Bacan Obi ditemukan di Pulau Obi Kabupaten Halmahera Selatan. Warna batu Bacan Obi bermacam-macam seperti warna merah, warna coklat atau madu, warna kuning, warna putih dan warna-warna lain. Dan ciri khas utama dari batu Bacan Obi adalah warnanya yang bening, dan sudah tembus cahaya.
Berbeda dengan dua jenis batu Bacan yaitu Bacan Doko dan Bacan Palamea yang harus berproses sebelum menjadi kristal. Batu Bacan Obi tidak memerlukan hal tersebut. Oleh sebab itu, batu Bacan Obi ini juga menjadi barang buruan pecinta batu akik walaupun bukan merupakan “batu hidup” karena tidak bisa berubah lagi. Kelebihan lain yang dimiliki batu Bacan Obi ini adalah tingkat kekerasan yang lebih tinggi dibanding jenis lainnya sehingga lebih tahan banting.
Merawat batu Bacan Obi Madu milik saya i i tidaklah terlalu sulit karena sudah body glass dan bebing alias tembus cahaya. Saya hanya sesekali menggosoknya dengan minyak zaitun untuk menghilangkan kotoran debu yang ada di permukaan batu.
Saya masih memiliki satu bongkahan batu Bacan Obi Madu lainnya yang sudah barang tentu akan saya buat sebuah batu cincin. Bila pandemi COVID-19 sudah berakhir, saya akan merealusasikan jeunginan saya tersebut ..
Insya Allah.
NH
Depok, 30 Desember 2020