Hanya ada ikan tuna goreng dan tumis kangkung yang disediakan oleh si tuan rumah. Tapi kemudian hadirlah sebuah sambal berwarna jingga kemerahan di dalam sebuah layah atau sebuah wadah dari tanah liat. Aku mengambil dua sendok sambal dari wadah tersebut dan kusantap dengan ikan dan sayuran. Ooh sambal itu mengubah banyak hal. Ikan segar yang gurih, sayuran yang segar berpadu harmonis dengan sambal yang pedas manis menggigit.
Itu adalah sambal tomat dengan tambahan terasi. Sambal ini cukup populer di Jawa Timur. Ia cocok disandingkan dengan sayur asem atau untuk teman bersantap tempe dan tahu goreng, serta ikan goreng. Rasa sambalnya manis, pedas, dengan unsur asam segar dari tomat dan gurih serta aroma khas dari terasi.
Tentang sambal, ibu mengenalkanku dengan beraneka sambal sejak kecil. Ia memberikanku pengetahuan tentang sambal, dari sambal tomat, sambal terasi, sambal bawang, sambal kemiri, sambal kecap, sambal petis, dan masih banyak lagi.
Dengan perpaduan cabe rawit dan cabe merah besar, lalu bahan-bahan lainnya seperti bawang merah dan bawang putih jadilah banyak ragam sambal. Sambal ini bisa jadi kekayaan kuliner nusantara yang tak dimiliki oleh negara lainnya.
Ketika mulai melalang buana, aku jadi makin tahu banyak ragam tentang sambal. Dari tempe busuk maka jadilah sambal tumpang khas Kediri. Dari ikan yang difermentasikan maka hadir sambal rusip khas Bangka.
Sambal tak harus diuleg, ia juga bisa disajikan dari bahan yang diiris tipis-tipis. Ada sambal dabu-dabu dari Manado dengan bahan tomat, bawang merah, kemangi, dan jeruk nipis yang segar. Yang menyerupai adalah sambal matah dari Bali yang juga bernuansa asam segar berkat tambahan serai, daun jeruk purut, dan jeruk nipis.
Bagaimana kalau sambal nusantara juga dibukukan oleh YPTD?
Gambar no 2 milih Ayam Bakar Sawah Malang/yanti