Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom
Pagi itu, KRI BANJARMASIN bernomor lambung 592 melego jangkar di pelabuhan pangkalan Angkatan Laut (LANAL) di Kota Tual. Setelah berlayar semalaman dari Ambon kapal yang mengangkut rombongan Ekspedisi Nusantara Papua bagian Selatan ini berlabuh di pelabuhan Tual yang merupakan titik singgah ke tiga dalam rute menuju Dobo, Asmat dan rencananya mengakhiri pelayaran di Merauke tepat pada tanggal 28 Oktober 2017. Ekspedisi ini merupakan kolaborasi berbagai Kementerian Dan lembaga yang dikoordinasikan oleh Kementerian PMK dengan dukungan TNI-AL dan TNI-AD khususnya Kolinlamil dan KOPASSUS.
Tapi bukan hanya perjalanan arung samudera itu yang menarik, juga kuliner tradisional di daerah kepualauan Kei ini yang rasanya melekat di lidah dan sulit dilupakan.
Ketika anggota rombongan dijamu santap siang oleh pemda kabupaten, salah satu hidangan yang disajikan adalah enbal. Dimakan dengan masakan Ikan kuah asam pedas (hongbi), dan Aruan sirsir (tumis daun pepaya). Rasa pedas, asam berbaur sedikit pahitnya daun pepaya menciptakan rasa nikmat nan segar.
Enbal adalah nama makanan tradisional penduduk di kepulauan Kei di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Bahan dasarnya singkong, namun jenisnya agak berbeda. Jenis singkong atau Ubi kayu yang digunakan beracun, biasa disebut juga Ubi karet. Kandungan cianidanya tinggi. Karena itu jika akan diolah menjadi bahan makanan, perlu perlakuan khusus agar dapat menghilangkan racunnya.
Untuk menghilangkan zat racunnya masyarakat Kei sudah terbiasa dan mahir. Pertama-tama singkong karet dikupas, dibersihkan dan diparut. Singkong parut ini kemudian dimasukkan ke dalam kain atau karung goni, ditekan dengan papan dan batu besar semalaman. Saat ditekan, singkong akan terperas, sehingga mengeluarkan air dan patinya membawa racun di dalamnya. Lalu diangin-anginkan sampai kering yang hasilnya menyerupai tepung.
Enbal umumnya diolah jadi makanan pokok seperti halnya nasi yang merupakan sumber asupan energi. Bisa dikukus, digoreng atau di dijadikan makanan kecil teman minum teh atau kopi. Selain itu dapat tahan lama disimpan sebagai persediaan cadangan makanan di keluarga.
Pada tahun 2017, enbal berhasil memecahkan rekor dan masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Pasalnya kelompok mama-mama dari kabupaten Maluku Tenggara dapat mengolah lebih dari 400 menu makanan dari enbal. Ini merupakan jumlah menu terbanyak yang dapat diolah dari sari enbal menjadi makanan baru. Ada enbal goreng, puding, pizza enbal dan sebagainya. Beragam rasa seperti rasa cokelat dan rasa keju dihadirkan untuk memberi cita rasa bernuansa moderen. Citra makanan dari kampung pun terdongkrak menerobos blantika kuliner tradisional. Kini enbal selain di pasar-pasar tradisional banyak dijual di toko oleh-oleh di wilayah Timur Indonesia, dengan berbagai kemasan menarik.
Ketika rombongan Ekspedisi selesai bergiat membagikan bantuan sosial dan pelayanan kesehatan, tidak sedikit dari anggota rombongan yang kembali ke kapal dengan menenteng oleh-oleh enbal, sekedar untuk teman minum kopi atau teh di kapal.
Buat saya, makanan ini tidak asing karena memang ayah saya berasal dari kepulauan Kei Kecil. Makanan pokoknya selain enbal juga umbi-umbian. Di Jakarta kami sering mendapat kiriman oleh-oleh ini dari Kei.