Abraham Raubun B Sc, S.Ikom
Dunia kuliner sudah tentu
berhubungan dengan makanan atau memasak. Juga terkait dengan hasil olahan yang berupa masakan lauk-pauk, panganan maupun minuman.
Banyak jenis makanan tradisional yang pada dasarnya enak, bahkan sarat dengan zat-zat Gizi yang dapat menyehatkan tubuh.
Tumbuhan yang dapat diolahpun bermacam-macam. Setiap daerah memiliki ragam yang dapat dijadikan panganan. Bisa saja jenis tumbuhannya sama, tapi namanya berbeda. Ambil contoh tanaman kremah. Tanaman yang dapat tumbuh merambat atau semak, enak juga diolah sebagai urapan.
Kremah memiliki banyak sebutan, orang melayu menyebutnya keremak. Di Sumatra juruk, kremek di Jawa dan di Sunda jatinangor.
Ada cerita lucu nenggelitik yang disampaikan seorang teman yang seorang kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pagaden, kabupaten Subang. Teh Nia panggilannya. Ceritanya tentang daun Kerema, mungkin yang dimaksud juga tanaman Kremah.
Menurut teh Nia daun ini enak diolah jadi urapan. Sekali waktu, ketika mengunjungi kakaknya di Jakarta, daun kerema ini dibawa sebagai oleh-oleh. Tapi komentar kakaknya menggelikan ” kamu mah Nia, daun ini mah parab jangkrik…” Waduuh, kalau mau di bilang semua lalapan yang dimakan orang juga bisa jadi parab domba atau kambing. Tapi banyak mengandung vitamin, mineral dan serat yang bisa menyehatkan badan. Daun Kerema dipercaya dapat menambah nafsu makan, menghangatkan tubuh, melancarkan peredaran darah.
Itulah kelebihan tumbuh-tumbuhan ciptaan Sang Khalik yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Perlu dilestarikan agar tidak punah diterpa makanan moderen yang banyak di kenal sebagai “junk foods” alias makanan sampah. Ujung-ujungnya mengundang PTM alias Penyakit Tidak Menular berupa hipertensi, jantung koroner ataupun diabetes, Penyakit zaman now.