Kemudian Diva tampil ke depan, lalu memperkenalkan diri, setelah itu mulailah ia bercerita. Selesai bercerita, kemudian teman- teman nya pun bertepuk tangan.
Lalu Aku memanggil lagi murid yang lainnya. Tiba- tiba salah seorang dari murid kelas 4,dan 5 mengatakan ” malu Bu…takut ditertawakan teman – teman !” Jawabnya. “Kenapa malu? kan kita sedang belajar!”. Justru di sini ,di sekolah tempatnya kita belajar, mengasah kemampuan kita. Belajar tampil dimuka umum,di hadapan teman- teman kita sendiri. Bagaimana siap mencoba?” Lalu Azka dari kelas 4 menjawab,”Siap Bu…!tapi minggu depan ya…! Katanya. ” Boleh !” .kemudian diikuti oleh teman- teman lainnya. ” Ia Bu nanti- nanti saja!” Sambil tersenyum, “soalnya belum hapal.” Jawabnya lagi.
“Baik tidak apa- apa! Ibu tunggu minggu depan ya…?” sambil tersenyum, dan mengacungkan tangan salam literasi.
InsyaAllah Bu…jawab murid- murid hampir bersamaan .Akhirnya hari itu di awal pembiasaan literasi hanya baru dua siswa yang berani tampil.
Waktu menunjukkan pukul 7. 25. Lalu kegiatanpun disudahi. Ada waktu lima menit untuk membereskan terpal dan microphone .”Minggu ini piket membereskan bagian kelas 6 dulu.” Kata Bu Alya. Lalu murid- murid pun khususnya anak laki- laki dengan sigapnya memberekan terpal dan alat lainnya,disimpan kembali ke tempat semula. Kalau terpan dimasukkan ke gudang sedangkan microphone ke kantor ruang Asri.
Murid- murid pun kembali ke kelas masing- masing.Lonceng tanda masuk kelas pun berbunyi. Mereka lalu berbaris di depan kelasnya. Sudah ada komando yang menyiapkan.
Aku menghampiri murid- murid kelas 1. Sudah ada Deval yang menyiapkan. Anak ini sangat percaya diri.Ia suka ingin jadi komando pemimpin barisan kalau mau masuk kelas.
Bu” hadep kiri hadep kanan?” Katanya. “Iya…seperti biasa yang sudah Ibu ajarkan. ” Jawabku “Hee… lupa Bu…!” katanya. Semua teman- temannya ikut tertawa. “Sudah tidak apa- apa jangan ditertawakan! Bagus sudah berani ! ” Aku memberikan dorongan.
Saya akhirnya membantu,namun Deval tetap memberikan komando. Selesai baris lalu saya memberikan pertanyaan singkat.Siswa masuk kelas sesuai dengan nomor undian masuk.
Yang mengambil nomor pertama masuk lebih dahulu, namun dengan menjawab soal terlebih dahulu. Soalnya sangat ringan. Misalnya menanyakan judul buku yang dibaca. Atau menanyakan ada huruf apa saja yang ada di buku bacaan tersebut. Setelah semua murid – murid masuk kelas semua,baru dilanjutkan dengan berdo’ a dan proses belajar mengajar.
Rd.Nurliyah,S.Pd