Asri diberdayakan melalui kegiatan literasi. Di minggu pertama murid- murid belum banyak yang mau dan berani untuk bercerita. Esok harinya Aku coba berkeliling .Apakah ada murid yang memegang buku sambil asyik membaca? Gumamku dalam hati.
Ternyata tidak ada satupun. Mereka lebih asyik duduk -duduk sambil ngobrol ke sana ke mari. Kulihat lagi murid laki- laki lebih asyik berlarian atau main bola.
Ternyata minat membaca murid- murid masih rendah. Lalu Aku membicarakan nya dengan rekan- rekan. Aku minta bantuan sahabat- sahabatku.
Biasanya murid- murid lebih segan apabila guru kelasnya yang langsung berbicara kepada mereka. Begitulah obrolan pagi ini dengan sahabat- sahabatku.
Sahabatku Bu Alya merespon. “Mungkin karena baru Kak!” mereka kurang tahu. Dikira membacanya hanya pas hari Rabu saja, ketika kegiatan literasi sekolah.
“Benar juga, kan baru minggu ini kita mengadakan kegiatan literasinya!” Sambungku lagi. Ya…mudah- mudahan minggu – minggu berikutnya murid- murid membiasakan senang membaca buku.
Menanamkan kebiasaan membaca tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu proses dan contoh teladan dari kita- kita selaku pendidik, apalagi dewasa ini teknologi semakin canggih. Yang namanya Gadget mulai dari anak- anak sampai orang tua sudah sangat digandrunginya.
Minggu kedua literasi sekolah dilaksanakan kembali. Seperti biasa persiapan pun dilaksanakan sebagaimana mestinya. Minggu ini kebagian kelas lima yang bertugas menggelar terpal.
Sebanyak 4 buah terpal yang besar – besar. Sehingga harus dengan beberapa murid yang membantunya. Penjaga sekolah menyiapkan microphone beserta tipe nya. Minggu ini sahabat- sahabatku sudah mulai berdatangan begitupun murid- murid. Kalau minggu kemarin masih ada yang tertinggal satu atau dua murid,sekarang sudah semakin kompak.
Rd. Nurliyah,S.Pd
