Asri Pujaanku 17

Terbaru20 Dilihat

Tepat pukul 7 pagi Literasi pun dimulai. kepala sekolah, rekan- rekan sudah nampak hadir. Kemudian  duduk seperti halnya murid- murid di  atas terpal yang sudah di sediakan.

Kini lebih tertib, lebih kondusif. Karena dihadiri langsung oleh kepala sekolah, dan wali kelas masing- masing. Begitulah seyogyanya, kita selaku  pendidik, dapat memberikan suri tauladan.

Setelah selesai membaca selama lima belas menit, murid- murid tersenyum, ada yang tertawa, ada yang menarik napas panjang…maklum juga bagi siswa kelas rendah masih ada yang harus di eja membacanya.

Kini kepala sekolah mengawali berbicara di depan murid- murid. Beliau mengeluarkan uang dua puluh ribu rupiah . Sambil mengacungkan uang itu beliau mengatakan, ” siapa yang berani ke depan tampil sekarang,?” Katanya. Lalu siswa pun berebut ingin maju ke depan.

Sekarang giliran murid – laki- laki yang banyak mengacungkan tangan. Tapi kali ini kepala sekolah menunjuk Arlan. Karena diantara murid laki- laki yang paling kecil yang mengacungkan tangannya. Aku tersenyum senang.

Berceritalah Arlan dengan sangat percaya dirinya. Kepala sekolah sangat bangga, siswa dari kelas satu, sudah berani tampil dan bagus . Akhirnya Arlan pun mendapat hadiah dari kepala sekolah. ” Pa lagi Pa…!” Kata sebagian murid- murid. Lalu beliaupun mengatakan agar murid- murid semua membiasakan diri membaca setiap hari.

Selesai kepala sekolah, lalu diikuti oleh bu Sari. Mengacungkan uang sepuluh ribu. “Ayo, coba dari kelas 4 ada yang berani tampil?” Tidak ada yang berani? ” Tanya Bu Sari lagi. “Kalau tidak ada ibu kasih ke kelas yang lain!” Katanya lagi. Akhirnya ada juga yang maju,namanya Syifa. Syifa pun mendapatkan hadiah berupa uang sepuluh ribu rupiah. “Alhmdulillah” katanya sambil berlari kecil kembali ke tempat duduk semula.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7. 30. Maka selesai lah kegiatan literasi pagi itu.

 

 

 

 

Rd. Nurliyah, S.Pd

 

Tinggalkan Balasan