Mata lelah rajai malam seperti biasa
Tatap nanar pada dua buah hati pelipur lara
Dua jiwa perantara dia ada di tiap waktunya
Reguk manis hari perwakilan semua rasa
Malam masih panjang di hening tangga asa
Termenung tentang wajah sayu keduanya
Terlelap berdua berpegangan tangan berbalut jaket tebal
Pertanda dingin menyerang sendi dan tulang yang semakin menua
Matanya masih tertuju pada wajah penuh kasih sayang itu
Apalagi yang bisa dilakukan
Sedangkan hari-hari berlalu dengan penuh sahaja dan kekurangan
Apa lagi yang harus dilakukan sebelum semua terlambat
Bunyi jam mengingatkan sudah lewat tengah malam
Terduduk diam sembunyikan tangis tertahan
Masihkah ada yang bisa ditelan karena perut masih keroncongan
Lalu apa jadinya yang terlelap menahan perih kekosongan
Sanggupkah tiap malam harus sama seperti ini
Meski tiap hari selalu penuh nuansa baru
Makin mendekat ingin rasanya erat mendekap
Dua jiwa tak terpengaruh oleh apapun
Dua hati menyatu penuh tulus
Dua raga penuh hangat dan tulus
Jatuh deraslah air mata tertahan meratapi keadaan tak terelakkan
Terlanjur bawa mereka ke lembah penuh susah
Padahal bisa memilih namun mengapa payah
Mungkin esok bisa berubah
Esok menyimpan harapan nasib yang cerah
Jelang pagi terlelap bersama
Rajut mimpi bertiga di sudut kamar usang bertema kesedihan tiada ujung
Semoga pagi membuka diri demi rasa nyaman
Harap lebih kuat dan penuh dengan mata binar penuh kebahagiaan
School.24Feb2021