Jerit Dalam Hati

Puisi26 Dilihat

Mata lelah rajai malam seperti biasa

Tatap nanar pada dua buah hati pelipur lara

Dua jiwa perantara dia ada di tiap waktunya

Reguk manis hari perwakilan semua rasa

Malam masih panjang di hening tangga asa

Termenung tentang wajah sayu keduanya

Terlelap berdua berpegangan tangan berbalut jaket tebal

Pertanda dingin menyerang sendi dan tulang yang semakin menua

Matanya masih tertuju pada wajah penuh kasih sayang itu

Apalagi yang bisa dilakukan

Sedangkan hari-hari berlalu dengan penuh sahaja dan kekurangan

Apa lagi yang harus dilakukan sebelum semua terlambat

Bunyi jam mengingatkan sudah lewat tengah malam

Terduduk diam sembunyikan tangis tertahan

Masihkah ada yang bisa ditelan karena perut masih keroncongan

Lalu apa jadinya yang terlelap menahan perih kekosongan

Sanggupkah tiap malam harus sama seperti ini

Meski tiap hari selalu penuh nuansa baru

Makin mendekat ingin rasanya erat mendekap

Dua jiwa tak terpengaruh oleh apapun

Dua hati menyatu penuh tulus

Dua raga penuh hangat dan tulus

Jatuh deraslah air mata tertahan meratapi keadaan tak terelakkan

Terlanjur bawa mereka ke lembah penuh susah

Padahal bisa memilih namun mengapa payah

Mungkin esok bisa berubah

Esok menyimpan harapan nasib yang cerah

Jelang pagi terlelap bersama

Rajut mimpi bertiga di sudut kamar usang bertema kesedihan tiada ujung

Semoga pagi membuka diri demi rasa nyaman

Harap lebih kuat dan penuh dengan mata binar penuh kebahagiaan

School.24Feb2021

Tinggalkan Balasan