Libur Dengan Putra Pertama Beserta Keluarga ke Jepang

Terbaru131 Dilihat

Sesampai di Jepang foto/dok pribadi

Mengunjungi Jepang

Suatu hari ,Irmansyah putra pertama kami menanyakan “Pa.Ma,libur Desember ini kemana aja?”

Kami menjawab :”Biasa ,kalau tidak ada apa apa ,ya dirumah saja . Karena memang belum.ada rencana mau melakukan travelling.”. Putra kami lalu menanyakan lagi “Pa,Ma kalau saya ajak ke Jepang mau nggak?Semua biaya transportasi dan akomodasi saya yang bayar”  Mendapatkan ajakan mengiurkan ini tentu saja kami setuju Dan langsung menjawab :”Ok.papa mama siap ”

menunggu pembelian tiket kereta cepat (dok pribadi)
Maka tanpa membuang waktu, keesokkan harinya kami langsung mengurus Visa ke Kedutaan Jepang, karena sudah bulan Nopember ketika itu. Kami selalu mengurus Visa sendiri tanpa menggunakan jasa biro perjalanan, karena sudah sangat sering melakukan travelling ke luar negeri.  Visa keluar setelah 3 hari kemudian.

Berangkat Bersama Anak Mantu Cucu

Berangkatlah kami bersama Irman dan keluarga Semua kami berdelapan orang karena irman dengan isteri dan 4 orang anaknya. Pada waktu itu cucu belum ada yang menikah

didepan Kuil di Jepang(dok pribadi)
Dengan penerbangan Garuda kami tiba di Bandara Narita dan langsung menuju Hotel tempat menginap kami di Tokyo
Setelah beristirahat, seharian ,keesokan harinya  pagi pagi sekali setelah sarapan kami menuju gunung Fuji yang terkenal  Dan tentu saja tidak melewatkan kesempatan berfoto dikaki gunung tersebut Kami tidak melanjutkan perjalanan ke atas ,karena  hujan turun dengan lebat.

dikaki gunung Fuji (dok pribadi)
Harga makanan dan barang barang mahal
Harga makanan di Jepang sangat mahal , begitu juga dengan barang barangnya semua mahal Kami melihat lihat saja tanpa membeli satupun Kecuali ketika tiba di toko Pokemon  ,Angel cucu bungsu kami sangat tertarik  dan putra kami mengizinkan Angel mengambil keranjang dan berbelanja aneka ragam mainan ala Pokemon yang waktu itu lagi trend .

Sibungsu lagi belanja di toko Pokemon /dok pribadi

Gagal ambil tunai di A.T.M

Saya mencoba menambil uang di ATM ternyata tidak bisa ,berkali kali saya coba dibeberapa tempat lain selalu ditolak. Yang muncul dilayar :” Unknown Card,”

Biasa di berbagai negara lain ,saya tak perlu bawa  uang  tunai selain yang perlu untuk sewa taksi waktu sampai  di bandara Karena setelah tiba di bandara saya bisa ambil tunai di ATM setempat Karena Kursnya juga bagus dan  tidak perlu resiko   bawa uang tunai dalam jumlah banyak .

Saya tidak bawa uang Jepang ,sehingga saya tidak bisa belanja.Irman menanyakan apa saya perlu uang untuk belanja ?  Ternyata Irmansyah memperhatikan semuanya dan memberi saya 1000 yen  “Ini untuk papa mama belanja “.,Senang banget dapat belanja dari anak.

pisau yang cantik (dok pribadi)

Pisau yang cantik

Sewaktu berbelanja di Tokyo, ada pisau yang bagus Suami memang sejak duli hobi  koleksi pisau Karena itu dia tertarik melihat pisau tersebut Tapi harganya selangit,sehingga  tidak jadi dibeli.Irman menyaksikan hal ini dan diam diam membeli  beli pisau tersebut .Sesampai di Hotel Irman berkata :”Ada hadiah kecil buat papa ”  Lalu dia memberikan pisau yang kami lihat tadi.Betapa bahagianya suami mendapatkan pisau tersebut .

menunggu pesanan makan yang mahal sekali(dok pribadi)
Kami naik trem listrik yang membawa kami ke kota kota lain di Jepang antara lain ke Harayuku  Karena sudah lama ,saya tidak ingat secara persis kota kota mana saja yang kami kunjungi

Hujan lebat dikaki gunung Fuji (dok pribadi)
Selama seminggu kami habiskan waktu kami di Jepang ,bersama anak mantu dan cucu cucu. Dan kemudian tiba saatnya untuk kembali lagi ke Perth.

baru turun dari ferry (dok pribadi)
Kesimpulan :
Kami bersyukur telah diajak Putra kami bersama keluarga untuk berlibur di Jepang Walaupun kami sudah pernah ke Jepang sewaktu Irman libur kuliah dulu,tapi betapa senangnya diajak Irman  bersama keluarga ke Jepang .

Irman yang dulu ikut merasakan betapa sulitnya kami menjalani hidup sebagai Penjual kelapa di Pasar Tanah Kongsi, yang dalam.usia balita dengan susah payah ikut membantu kami bekerja menjual kelapa ,sekarang  bisa mengajak kami berlibur bersama ke Jepang

Suatu hal yang secara matematika adalah sesuatu yang mustahil. Tapi ternyata dengan kerja keras dan pantang menyerah, kami berdua bersyukur kepada Tuhan yang sudah membukakan jalan bagi kami untuk mengubah nasib Dan kebahagiaan kami semakin lengkap ,karena disayangi ketiga anak kami dan mantu serta cucu cucu.

25 Pebuari 2023.

Salam saya,

Roselina

 

Tinggalkan Balasan