Ada pesta di kerajaan bunga hari ini. Putri Malu dan Dendelion sudah berjanji untuk berangkat bersama. Namun sudah lewat dari waktu janji bertemu, Dendelion belum juga datang. Putri Malu pun mendatangi rumah Dendelion namun ia juga tidak ada di sana.
“Dendelion ada dimana ya? Tidak biasanya ia seperti ini. Apa mungkin ia sudah pergi ke pesta duluan ya?” ucap Putri Malu dalam hati.
Lama berfikir akhirnya Putri Malu memutuskan untuk pergi ke pesta sendiri. Ia berharap bertemu dengan Dendelion di sana dan menanyakan kenapa ia tidak menepati janji. Namun setiba di taman istana, Putri Malu tidak melihat bunga-bunga lainnya. Tidak ada pesta seperti undangan yang dia dapatkan beberapa hari lalu.
Putri Malu bertanya-tanya apakah ia salah tanggal atau salah waktu. Apakah pestanya sudah usai atau batal. Putri Malu berkeliling istana. Berharap ada bunga yang bisa ia tanyakan namun tidak ada siapa-siapa.
“Putri Malu, kemarilah,” Putri Malu mendengar suara dari balik pohon di samping istana. Dengan cepat, ia pergi ke asal suara. Ternyata di sana sudah ada Dendelion dan Sedap Malam bersembunyi ketakutan.
“Apa yang kalian lakukan di sini?” tanya Putri Malu terkejut.
“Ssstt jangan keras-keras Putri Malu, nanti terdengar oleh manusia,” kata Dendelion.
“Manusia? Maksudmu?” Putri Malu tidak mengerti apa yang dikatakan Dendelion.
“Putri Malu tahukah kamu kenapa aku tidak menepati janji? Tadi aku dipetik oleh manusia dan dibawa pergi. Saat dia melewati istana dan pesta bunga sedang berlangsung, ia segera memetik semua bunga di sini dan membawanya pergi. Untunglah aku dilepaskan dari genggamannya waktu dia mencabuti semua teman-teman kita. Sedap Malam tidak dibawa karena ia tidak mekar di siang hari,” terang Dendelion panjang lebar.
“Wah kasihan teman-teman kita. Mereka dibawa kemana ya?”
“Aku juga tidak tahu. Namun, akhir-akhir ini memang aku sering mendengar tentang orang-orang yang suka memetik bunga untuk dijual. Mungkin teman-teman kita sekarang berada di pasar,” jawab Sedap Malam.
“Ini tidak bisa dibiarkan. Bagaimana kalau kita menolong mereka?” ide Putri Malu.
“Kau yakin Putri? Bagaimana cara kita melepaskan teman-teman kita. Takutnya nanti kita juga ikut ditangkap oleh orang-orang tersebut,” ucap Sedap Malam.
“Jangan takut dulu teman. Kita tidak boleh menyerah sebelum berusaha. Sekarang ayo kita selamatkan teman-teman kita,” ucap Putri Malu menyemangati teman-temannya.
Akhirnya mereka berangkat ke pasar. Pasar cukup jauh dari istana bunga. Lama berjalan, akhirnya mereka sampai di malam hari. Mereka tiba di toko tempat teman-teman mereka diletakkan dalam vas-vas berisi air. Vas-vas tersebut dipajang di teras toko bunga yang dijaga oleh seorang gadis remaja. Karena sudah malam, pasar tidak lagi ramai pengunjung. Putri Malu, Dendelion dan Sedap Malam mengendap-endap ke dalam toko agar tidak terlihat oleh penjaga toko. Dengan penuh kehati-hatian akhirnya mereka sampai di dekat vas bunga tempat teman-teman mereka ditata.
“Bagaimana sekarang Putri? Apa yang harus kita lakukan?” tanya Sedap Malam.
“Begini saja, aku akan mendekati penjaga toko dan menusuknya dengan duriku sementara kau dan Sedap Malam mendorong vas ini sampai tergolek sehingga teman-teman kita bisa keluar dari vas itu. Bagaimana menurut kalian?” tanya Putri Malu.
“Vas ini berat Putri. Kami berdua tidak mungkin bisa mendorongnya,” jawab Dendelion.
“Iya juga ya,” sahut Putri Malu.
Ketiganya berfikir sejenak lalu terlintaslah ide bagus di pikiran Dendelion.
“Aha, aku ada ide! Bagaimana kalau kita bagi tugas. Sedap malam bisa memperlihatkan diri untuk mengalihkan pandangan penjaga toko agar datang ke dekat vas. Bungamu yang mekar di malam hari dan wangi semerbakmu dapat menarik perhatian penjaga toko. Setelah penjaga toko sampai di dekat vas, Putri Malu dapat menusuk kakinya. Sementara aku akan menerbangkan serpihan bungaku ke matanya agar penjaga toko hilang keseimbangan dan dapat menyenggol vas sampai terjatuh. Dengan begitu kita semua bisa lari menyelamatkan diri. Bagaimana menurut kalian?” tanya Dendelion.
“Ide bagus Dendelion. Ayo kita lakukan.”
Sedap malam pun menampakkan dirinya ke penjaga toko. Bunganya yang indah dan aromanya yang sedap membuat penjaga toko segera menghampirinya. Setelah dekat dengan vas bunga, Putri Malu segera menusuk-nusuk penjaga toko dan Dendelion menerbangkan serpihan bunganya ke mata penjaga. Sontak penjaga toko berteriak kesakitan dan kepedihan. Ia pun hilang keseimbangan dan menabrak vas bunga. Seketika semua bunga jatuh ke lantai.
“Ayo cepat lari teman-teman!” teriak Putri Malu.
Semua bunga yang mendengar perintah Putri Malu segera lari meninggalkan toko. Sementara Putri Malu dan Dendelion terus menusuk dan mengganggu penjaga toko.
“Bagaimana dengan kalian?” sahut Mawar, Melati dan bunga lainnya.
“Tenang saja, kami akan baik-baik saja. Kami adalah tanaman semak jadi tidak akan dijual oleh manusia,” teriak Putri Malu.
“Baiklah, hati-hati ya. Segeralah menyusul,” kata Sedap Malam.
Setelah dirasa penjaga toko kesakitan dan tidak bisa mengejar bunga-bunga. Putri Malu dan Dendelion kembali ke istana bunga. Semua teman-temannya bersorak gembira menyambut kedatangan mereka. Mereka berterima kasih dan bangga dengan keberanian Putri Malu dan kawan-kawan. Mereka pun berpesta dengan riang gembira. Putri Malu ikut berjoget riang walau daunnya mengatup karena rangsangan dari sekitarnya.
Cerpen yang indah. Kerjasama tang baik dan tolong menolong.
terima kasih apresiasinya bu