Profesi Terhebat

Mengapa saya memilih profesi perawat?


Profesi terhebat adalah sebutan yang cocok untuk perawat. Perawat memang tidak terlalu dikenal seperti dokter, namun perawat lah yang selalu menemani pasien 24 jam. Saya sangat bangga dengan perawat.
Dulu saya tidak pernah berpikir untuk menjadi perawat. Saya ingin sekali menjadi dokter. Dari SD sampai saya SMK pun saya ingin menjadi dokter. Namun cita cita itu terhalang karena perihal ekonomi dan harus mempunyai otak yang cerdas. Awalnya saya berpikir kalau pintar tidak pintar saya bisa belajar. Masalah ekonomi, rezeki sudah diatur oleh Allah SWT. Namun Allah SWT belum mengizinkan saya untuk menjadi dokter.
Setelah lulus SMP, bisa dibilang saya dipaksa oleh orang tua saya untuk masuk SMK Keperawatan. Saat itu saya menginginkan sekali masuk SMA ipa dan melanjutkan kuliah dokter. Namun orang tua saya tidak setuju untuk menjadi dokter karena perlu uang yang cukup lebih.


Akhirnya orang tua saya memasukkan saya ke SMK yang masih di bidang kesehatan. Saya diberi pilihan oleh orang tua untuk masuk farmasi, keperawatan, atau analis kesehatan. Setelah bingung mau pilih yang mana, akhirnya saya memilih keperawatan. Walaupun dalam hati masih merasa kesal, hehe.
Orang tua saya bilang perawat profesi yang hebat juga tidak kalah dengan dokter. Saya percaya ridha orang tua adalah ridha Allah SWT. Saat awal SMK saya sering mengeluh ke orang tua karena pelajaran yang banyak dan banyak sekali hapalan. Terkadang sampai nangis karena bener bener capek, hihi. Apalagi kalau ada jam praktik tambahan bisa sampai magrib atau isya.
Seiring waktu saya mulai menerima sekolah di keperawatan dan menjalankan dengan senang. Saya mulai mencintai perawat. Sampai akhirnya naik ke kelas 11. Di kelas 11 saya PKL di RSUD Cibinong selama 2 bulan dan di PSTW Budi Mulia Ciracas selama 2 minggu. Saat PKL saya mendapatkan banyak sekali pengalaman baik di rumah sakit maupun di panti. Sejak PKL saya benar benar mencintai perawat.


Saat kelas 12 dan lulus saya mendaftar di Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, UPNV Jakarta, UIN Jakarta. Selain itu saya juga mendaftar di Akper Polri. Saya ingin sekali kuliah di universitas negeri karena biayanya yang lebih murah. Ternyata di universitas negri tidak ada yang lulus. Saya memutuskan untuk kuliah di Akper Polri dan insyaAllah saya akan melanjutkan kuliah sampai S2 di universitas negeri. Terimakasih.

Tinggalkan Balasan