Minggu, 14 Februari 2021
Penulis : Siti Marwanah
Untuk menghasilkan karya tulis yang bagus, melalui proses yang lumayan panjang dan dibutuhkan latihan yang kontinyu dan terus menerus.
Contohnya : Saat kita memasak nasi, kita jarang berpikir apakah nasi yang kita masak akan pulen, enak atau lembek seperti bubur. Kita jarang berpikir tentang proses yang dilalui petani.Padahal nasi yang kita masak itu membutuhkan banyak proses untuk bisa menjadi sepiring nasi yang siap dinikmati. Mulai dari menyemai bibit padi, menanam padi, merawatnya, kemudian panen. Setelah panen pun belum bisa langsung menjadi nasi. Ada lagi proses lanjutannya yaitu menjemur padi, menggilingnya menjadi beras, membersihkannya, memasaknya sampai matang. Barulah gabah tadi bisa kita nikmati menjadi sepiring nasi yang siap santap.
Kenapa setiap tahapan proses itu tidak menjadi beban bagi kita. Karena kita melakukannya dengan rileks, tanpa takut salah atau ditertawakan. Kita menyertakan unsur percaya diri saat memasak sehingga apapun hasilnya, kita terima dengan seyuman. Saat nasinya lembek, kita tetap nikmati sambil dievaluasi takaran airnya perlu dikurangi. Tapi kita tetap bisa menghibur diri dengan mengatakan nasi lembek ini bisa kita buat bubur ayam yang enak dengan cara menambahkan air dicampur dengan potongan ayam, pasti rasanya jadi sedap.
Begitupun dengan menulis. Menulis itu membutuhkan proses, apalagi penulis pemula seperti saya. Harus banyak latihan dan membaca karya atau tulisan orang lain. Dari situlah kita bisa belajar banyak hal baik tentang cara merangkai kata demi kata, menemukan diksi yang tepat, penggunaan tanda baca dan masih banyak lagi.
Saat kita membaca hasil karya orang lain, agar ceritanya kita dapat ilmunya juga dapat, bisa dengan cara, saat membaca kita hendaknya memperhatikan dengan seksama semua hal, dalam arti lebih jeli dan teliti.
Pesan saya teruslah menulis walaupun menurut orang tulisan kita tidak berbobot, jelek atau apalah. Karena dari kritikan dan masukan itulah kita bisa memperbaiki diri untuk bisa menjadi lebih baik. Jika kita setiap hari meluangkan waktu untuk menulis apa saja, tidak menutup kemungkinan kita akan mudah merangkai kata demi kata.
Betul, Bu. Saya pun terkadang lupa, bahwa di balik sesuap nasi yang kita makan, ada proses yang begitu panjang penuh peluh.
Terima kasih sudah mengingatkan untuk senantiasa bersyukur.
Selalu ada pembelajaran dari setiap ciptaan Allah, asal kita mau merenungkan