Kangen dengan suasana anak-anak TK, KB, PAUD (Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain, Pendidikan Anak Usia Dini) binaan bunda yang belajar tatap muka di kelas. Atau luring (luar jaringan).
Tidak seperti sekarang ini dengan situasi di masa pandemi Covid-19. Di mana belajar harus melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dikenal pula dengan istilah daring (dalam jaringan).
Dengan pola PJJ ini, guru memberikan tugas kepada murid melalui handphone pada jaringan internet, murid mengerjakan tugas didampingi orang tua murid di rumah masing-masing.
Setelah tugas selesai, hasil pekerjaan murid tersebut dikirim kembali kepada guru untuk diberi nilai. Pola pembelajaran daring yang berkepanjangan ini perlahan mulai membosankan bagi anak didik dan orang tua.
Perlu Belajar IT
Bunda teringat ketika awal tahun 2011, bunda masih guru yang “gaptek” alias gagap teknologi. Jangankan menulis lewat komputer, untuk menghidupkan komputer saja belum bisa dan sering minta tolong kepada suami dan anak.
Itu sebabnya bunda jadi repot jika anak dan suami sudah berangkat kerja dan mau mematikan komputernya. Atau si putri bungsu sudah ke sekolah yang ketika itu masih di bangku SLTA.
Bunda terpaksa harus menelpon ke anak minta petunjuk bagaimana meng-off-kan personal komputer (PC) atau laptop bunda.
“Nak gimana mematikan komputer ini?,” kata saya di telepon dengan nada memelas.
“Kepret aja Ma pakai air”, kata anak saya sambil ngeledek.
“Eeh emangnya Mama mau mematikan kompor? He..he..”.
Nah menjadi seorang guru itu tidaklah sekedar mengajar dan mendidik anak saja. Tetapi harus banyak membaca, berkreasi dan berinovasi agar dalam memberi materi pelajaran akan menyenangkan bagi anak didik. Termasuk harus belajar IT di era digital ini.k
Dengan begitu guru pada akhirnya dapat membuka jendela dunia dengan banyak berinovasi dan rajin membaca. Peran guru juga baru terasa di musim pandemi Covid-19 ini, setidaknya begitulah yang bunda sering dengar dari curhatan para guru dan juga para orang tua murid.
“Bunda, kalau orang tua murid terus diminta mendampingi anaknya mengerjakan tugas ibu guru di sekolah, lama-lama orang tua murid bisa stroke. Saya aja sudah gejala stroke ringan nih bu guru.. hehe..,” kata Mama Zeldah, salah satu orang tua murid bunda.
Harus Saling Pengertian
Tidak sedikit orang tua murid yang keberatan dengan pola pembelajaran seperti daring yang tanpa tatap muka ini. Alasannya mereka cara ini tidak efektif untuk persiapan anak TK masuk SD.
Tapi mau apa lagi sebab ini sudah kebijakan pemerintah dalam soal pendidikan. Bukan hanya TK tapi SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi juga belajar secara daring.
Semua ini juga mengingatkan kepada kita semua yang sekarang berada dalam situasi darurat.
Dengan pembelajaran daring ini tidak lain demi keselamatan bersama antara guru, murid, orangtua untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
Akhirnya kita semua hanya bisa berdoa semoga Corona cepat berlalu. Kami selalu guru sudah kangen dengan suasana belajar tatap muka di kelas (*)
Salam
Bunda Sitti Rabiah, Bekasi 10 Nov 2020.