Sebagai seorang yang memiliki kewajiban sebagai pelaksana pendidikan, Anda tentu menghadapi banyak tantangan. Sebagai seorang leader pendidikan, Anda tidak perlu harus berkacak pinggang, main perintah sana perintah sini. Sebagai seorang leader, Anda harus selalu update dalam mengelola kepemimpinan Anda. Ketika Anda sibuk hanya ngecek tugas saja, maka yang muda-muda akan kecewa dan kehilangan kendali. Jika Anda mengikuti pola kepemimpinan direktif, Anda akan ditentang senior. Tidak ada ruginya jika Anda selalu mengucapkan terima kasih kepada bawahan Anda. Ini merupakan salah satu cara untuk mengapresiasi kinerja bawahan.
Sebagai seorang leader , tentu Anda memiliki visi yang jauh lebih luas dan terdepan dalam mengelola edukasi. Yang menjadi masalah, bagaimana Anda menghadapi tim guru dengan kecepatan yang berbeda-beda dalam memahami situasi agar dapat menjalankan misi managemen dengan baik.
Jika guru memiliki kemampuan yang berbeda, biarkan penyampaian kemampuan dari guru untuk guru. Harus terbentuk komunitas yang baik di sekolah Anda. Apakah ada guru yang sudah sangat mumpuni? Apakah ada guru yang sangat ketinggalan ? Guru yang ketinggalan, dibantu oleh guru yang mumpuni. Jika sudah tidak ada yang mumpuni, baru ambil nara sumber dari luar. Percepatan akan terjadi jika ada kontrol penuh dari kepala sekolah/leader. Jika kecepatannya jauh berbeda, dapat diartikan komunitas di instansi tersebut belum terbentuk. Namun jika komunitas sudah terbentuk, maka perbedaan percepatan tidak akan terpaut jauh. Buat apa ada seorang guru hebat dan pandai membuat video tetapi pelaksanaan pembelajarannya membosankan. Akan lebih baik jika hanya menggunakan wa, tetapi pelaksanaan pembelajaran sangat menarik dan tidak membosankan.
Pembelajaran yang efektif di masa pandemic, sangat perlu daya dukung dari orang tua. Jika daya dukung tidak sepenuhnya diberikan orang tua ,diharapkan guru selalu berbaik sangka, dan melakukan survey turun ke bawah untuk melihat secara langsung kondisi siswa dan orang tua. Sehingga Anda tidak langsung menjustice siswa dan orang tua. Karena kondisi orangtua dan siswa yang beragam dan berbeda-beda. Ada yang single parent, ada yang diasuh neneknya, dan sebagainya. Lalu bagaiman cara yang tepat untuk menghadapi masalah ini? Membuat padlet merupakan salah satu cara untuk mengatasi hal ini. Untuk dapat menggunakan padlet, Anda harus masuk ke https://padlet.com/ . Masih banyak media yang lainnya selain padlet, misalnya mentimeter, quizziz dan sebagainya. Sepanjang pembelajaran yang dilaksanakan menarik, siswa tidak akan merasa bosan dan harus mencari alternative lain. Guru juga harus menyampaikan materi yang prinsip dan dikuasai siswa, agar siswa tidak kehilangan momen dan waktu yang berharga. Guru harus mampu menyatukan pembelajaran online dan offline, menyatukan daring dan luring.
Yang membuat anak bosan, karena pembelajaran hanya bersifat kognitif saja. Padahal guru harus mampu memindahkan pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran secara online. Perlu diberikan kombinasi antara offline dan online. JIka ramuan ini sudah dibuat dengan baik, diharapkan siswa tidak merasa bosan. Bagaimana bentuk penugasan yang diberikan oleh Anda kepada siswa ? Jika Anda memberikan tugas monoton dari itu ke itu saja, tentu siswa akan merasa bosan. Bagaimana jika Anda sudah melakukan inovasi pembelajaran, tetapi siswa masih merasa bosan? Jika Anda mengalami hal ini, Anda perlu melihat latar belakang siswa, bagaimana kondisi orang tuanya, keluarganya, dan sebagainya. Anda sebagai guru, harus mengubah mindset guru, untuk melihat keberhasilan guru, bukan melihat kegagalannya saja. Karena masih banyak keberhasilan yang ada meski pembelajaran dilaksanakan secara online.
Lalu bagaimana melaksanakan pembelajaran untuk menilai sikap dan religiusnya siswa? Bahwa aspek religius perlu dibuatkan daftar. Misalnya daftar pembiasaan ketika beribadah. Artinya, ketika anak mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan ibadah, anak membuat catatan. Atau anak bisa membuat video tutorial, melalui youtube, yang mengajarkan kepada orang lain. Misalnya yang berkaitan dengan religious, yaitu membuat video tutorial cara membaca al fatehah yang baik dan benar, dan sebagainya, banyak contoh-contoh lain yang bisa dibuat siswa, sebagai bentuk perwujudan berbuat baik kepada sesama manusia.
Sebagai leader di lingkungan pendidikan, tentu banyak kesan mendalam yang didapat selama melaksanakan pembelajaran daring di masa pandemic selama setahun ini. Banyak yang mengalami ketidakpastian. Tiga tantangan utama leader,yaitu yang pertama, masalah kesehatan, emosi, mental yang serba tak menentu. Yang kedua, masalah keputusan yang perlu dibuat. Yang ketiga, keseimbangan antara keduanya
Bahwa terkait dengan covid 19, semua orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Nah, seberapa jauh sekolah memberi pengarahan kepada masyarakat, betapa berbahayanya wabah pandemic, sehingga tidak memungkinkan mengadakan tatap muka di sekolah. Sering kali orang tua bertanya, tidak ada tatap muka tetapi tetap harus membayar uang sekolah. Padahal yang mengajar adalah orang tua.
Menjadi tugas sekolah untuk memberi pengertian kepada orang tua melalui pertemuan online, melalui seminar dengan mengambil narasumber yang diambil dari orang yang pernah terpapar. Nara sumber tidak harus diambil dari orang yang terkenal, tetapi diambil dari pendapat langsung dari orang yang pernah terpapar. Selain itu, sekolah harus sering mengadakan pertemuan online. Guru memberikan materi secara online dengan bobot yang bermutu. Jadi unsur utama yang terpenting adalah komunikasi yang transparan antara sekolah dan orangtua. Sekolah harus selalu mengingatkan bahwa setiap langkah menuju ke sekolah, tantangannya adalah keselamatan. Sekolah perlu meyakinkan bahwa meskipun tidak pergi ke sekolah, tetapi anak-anak tetap belajar. Sekolah perlu mengadakan grup khusus yang terdiri dari dari orang tua , guru dan siswa, sehingga sekolah dan orang tua dapat memantau aktifitas siswa.
Bagaimana Anda menyiapkan siswa dalam menghadapi UTBK yang akan datang? Dalam situasi seperti sekarang ini, pasti Anda berharap diadakan tatap muka, sebagai bentuk persiapan menghadapi UTBK. Bisa jadi, persiapan yang dilakukan mengikuti gaya-gaya bimbingan belajar. Yaitu mengukur kemampuan siswa; siswa akan melanjutkan kemana. Pemetaaan ini perlu dilakukan, untuk meningkatkan prestasi yang akan mengikuti UTBK.
Bagaimana membangun psikologi anak, setelah kondisi pandemic? Mengingat mentalitas anak sekarang, kurang semangat. Ada beberapa kekeliruan yang sering dilakukan Guru. Mengapa? Karena guru terlalu focus di dalam pembelajaran. Padahal, banyak yang bisa dilakukan guru ketika pandemic. Misalnya, guru mengajak makan bareng dengan siswa dalam kondisi online. Kemudian, masing-masing menyampaikan pendapatnya. Siswa perlu ditanya belajarnya, kondisinya, kesehatannya, party-party , dan banyak lagi yang lainnya.