#24 – Lahirnya NAZI

Sosbud39 Dilihat

Oleh

Sucipto Ardi

 

Dampak dari Perang Dunia I (PD 1) bagi Jerman bukan yang hal sepele. Negara ynag dikenal sebagai de Panzer ini mengalami krisis ekonomi berat. Manusianya menganggur, kemiskinan, dana kriminalitas, terjadi di mana-mana dipenjuru kota juga pelosok desa. Bagaimana tidak, berdasarkan Perjanjian Versailles, Jerman bukan hanya terbebani menggung perbaikan perang di dalam negeri, akan tetapi juga harus membayar pembiayaan reparasi perang sdengan jumlah 20 miliar goldmark atau setara dengan harga 7.000 ton emas. Tidak hanya sampai disini, Jerman juga diharuskan menyerahkan sebanyak 10 persen luas wilayah juga asetnya di luar negeri kepada negara pemenang perang, yaitu Inggris, Perancis, dan Rusia.

Untuk keluar dari krisis itu, Jerman harus dipimpin juga dikelola oleh partai yang di dalamnya berisi politikus patriotik dan nasionalis, bukan kelas proletar sebagaimana yang digariskan oleh Marxis. Demikianlah keyakinan Anton Dexler yang kemudian mendirikan partai German Workers Party atau Deutsche Arbeiterpartei (DAP). Setiap akhir pekan, simpatisan partai berkumpul di rumah bir yang di tahun 1919 merupakan suatu yang lazim jika tempat tersebut menjadi ajang diskusi politik. Jumlah anggota DAP sedikit, namun pemerintah tidak mau lengah. Oleh karenanya dikirimlah seorang veteran PD 1 yang diangkat menjadi intelejen pada 12 September 1919. Intelejen ini bernama Adolf Hitler.

Terhadap ketua partai, Dexler maka Hitler merupakan satu-satunya lawan debat yang paling jempolan. Segera, Hitler diajak bergabung dengan DAP. Selama satu tahun bergabung, Hitler mengikuti 31 kali diskusi di rumah bir sebagai pembiara utamanya. Partisan partai setiap pekan bertambah oleh karena kelihaian Hitler dalam agitasi yang berapi-api. Di setiap perdebatan dan pidatonya, tokoh yang mebawa Jerman kebali terlibat perang besar, ada dua hal yang menjadi poin utama pembicaraan. Pertama, tentang Perjanjian Versailles, dan kedua ialah terkait dengan masalah Yahudi.

Krisis yang terjadi pasca PD 1 sudah barang tentu diyakin rakyat Jeman, biang keladinya ialah Perjanjian Versailles, namun anti-semit (anti Yahudi) yang sudah mengakar di masyarakat Jerman semakin terpantik dan bergelora oleh karena sayatan orasi Hitler. Bak daun kering yang sudah lama terpapar matahari, maka satau saja percikan api maka mampu membakar seluruh daun kering tersebut.

Dengan kekuatannya setelah diangkat dalam DAP sebagai kepala propaganda, Hitler mampu menghadirkan 2 ribu simpatisan partai di tanggal 24 Februari 1920. Di moment itulah, setelah mampu mengambil kepemimpinan dengan menyingkirkan Dexler, Hitler mengganti DAP menjadi Partai NAZI (partai Buruh sosialis Jerman). Dengan gelora ultranasionalis, dan idiom daun kering tersebut, maka dengan cepatnya partai ini menjadi popular dan peambahan anggotanya menjadi tidak terbendung. Ketokohan Hitler amat sentral, dan tidak dipungkiri amat berpengaruh.

 

 

Sumber

https://tirto.id/kelahiran-nazi-hitler-dan-kedai-bir-eAAg

 

Tinggalkan Balasan