Selain 18 nilai dalam pendidikan karkater, masih banyak nilai lain sebagai bahan untuk memberikan pemahaman kepada anak. Nilai-nilai lain tersebut di antaranya termaktub dalam profil pelajar Pancasila. Beberapa ciri pelajar Pancasila adalah memiliki nilai karakter baik. Beberapa sudah termasuk dalam 18 nilai dalam pendidikan karakter, yaitu beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, kreatif, dan kebhinekaan global. Sementara itu, karakter gotong royong dan bernalar kritis belum termasuk di dalamnya.
Sebagai salah satu ciri dari pelajar Pancasila yang digaungkan Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbud, anak juga harus memiliki karakter gotong royong. Dengan memiliki karakter ini, anak akan mampu melaksanakan kegiatan secara bersama-sama. Akibatnya, anak akan lebih memahami bahwa dalam kehidupan membutuhkan kolaborasi untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan lebih cepat. Lebih lanjut lagi, melalui kolaborasi anak akan terpacu untuk memiliki kepedulian. Selanjutnya akan membuat anak terpicu untuk berbagi.
Nilai Karakter Gotong Royong
Seperti kita ketahui bersama, nilai gotong royong adalah karakter bangsa yang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Menanamkan karakter ini pada anak merupakan salah satu upaya menjaga kelestariannya. Terlebih di era sekarang yang serba digital, gotong royong menjelma karakter yang harus tertanam kuat. Anak sebagai generasi masa depan juga harus memiliki pemahaman tentang gotong royong sebagai nilai budaya sekaligus juga dasar nilai-nilai karakter positif lainnya.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika orang tua memberikan keteladanan dalam gotong royong. Demikian juga halnya dengan guru di sekolah. Sebagai orang dewasa memberikan contoh baik adalah kewajiban. Penting rasanya bercermin pada diri sendiri. Tujuannya agar tidak serta merta nenyalahkan anak apabila mereka belum memahami tentang arti penting gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.
Namun, bukan itu saja faktornya. Keteladanan saja masih belum cukup. Harus ada upaya menggerakkan anak menemukan kesadaran diri. Contohnya yaitu melalui pelibatan mereka secara langsung dalam upaya menumbuhkan semangat gotong royong dalam kebaikan. Hal-hal kecil bisa dilakukan secara bersama-sama. Anak-anak akan terbiasa hingga menjadikannya sebagai kebiasaan.
Nilai Karakter Gotong Royong pada Anak
Pada anak usia dini, mengajaknya melakukan hal-hal sederhana bisa menjadi alternatif. Misalnya, dengan mengajak dan mengajarkan anak untuk bersama-sama membersihkan lingkungan rumah. Aktivitas lain misalnya, orang tua juga bisa mengajak anak untuk ikut kerja bakti yang diselenggarakan oleh kampung. Selain itu, pemahaman tentang gotong royong bisa melalui media kreatif yang menarik. Contohnya, yaitu orang tua bisa mengenalkan karakter ini melalui buku cerita anak.
Selain orang tua, guru di sekolah juga memiliki peranan penting. Guru bisa menanamkannya lewat aktivitas langsung, misalnya melibatkan siswa dalam kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah atau kebersihan kelas. Guru yang kreatif juga bisa mencoba mengenalkannya lewat media tulisan. Contohnya adalah buku pengayaan fiksi, baik itu cerita anak maupun puisi. Memanfaatkan media yang relevan ini bisa pada saat jam belajar di sekolah. Oleh karena itu menumbuhkan nilai-nilai tersebut dapat melalui beragam tulisan. Salah satu contohnya adalah puisi darik.
Seperti halnya cerita anak, puisi darik sebagai genre baru juga bisa dibuat dari berbagai tema. Lebih lanjut lagi tema-tema tersebut bisa menyesuaikan dengan target sasaran. Di sisi lain, bagi anak usia dini dan pendidikan dasar, tema nilai karakter sangat relevan. Oleh karena itu, dengan menanamkan lewat puisi mereka akan belajar mengeksplorasi banyak nilai dalam karakter pendidikan. Selanjutnya lewat membaca mereka akan bisa menemukan makna. Salah satu contohnya adalah makna nilai gotong royong dalam pendidikan karakter.
Berikut ini adalah contoh puisi darik tema nilai gotong royong dalam pendidikan karakter.
Contoh Darik Nilai Gotong Royong
Ayo!
Terdengar teriakan
Aku bergeming
Pagi terasa beku
Malas menyertai langkahku
Sungguh tak mau
Memegang sapu membawa parang
Bergerak ke tanah lapang
Membawa cangkul memegang sabit
Tidak denganku memilih pamit
Sendiri menatap kawan bekerja
Dalam tawa dan bahagia
Aku beranjak ingin bersama
Menuntaskan tugas yang ada
Boleh kubantu, tanyaku?
Kawanku hanya tertawa
Membiarkanku memegang sapu
Begitu sederhana
Bahagia sesungguhnya
Bersama-sama
Contoh Lain Puisi Darik
Sendirian ayah terlihat payah
Sendirian bunda tidak kuasa
Aku melenggang dengan tenang
Aku melangkah tanpa gundah
Sejenak langkah terhenti
Iba merasuki hati
Berbalik adalah kunci
Ayah bunda
Menatap kosong
Terbengkalai
Aku
Langkah pasti
Sepenuh hati
Dua menjadi tiga
Kekuatan pun meraja
Bersama dalam karya
Saling bantu tanpa ragu
Melakukan kerja ringankan raga
Semua selesai semua bersorai
Bahagia hadir hingga nadir
Contoh-contoh puisi darik di atas adalah puisi tema gotong royong. Selanjutnya untuk contoh-contoh lain, orang tua atau guru bisa mengembangkan sendiri sesuai kreativitas. Orang tua dan guru bisa mengajak anak untuk membaca kemudian meminta mereka menemukan makna puisi darik tersebut. Selanjutnya orang tua atau guru memberikan pemahaman lebih mendalam tentang makna yang tersirat dalam puisi terkait gotong royong. Orang tua atau guru bisa memberikan penguatan tentang arti penting gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Lebih lanjut lagi, orang tua atau guru bisa memberikan bimbingan dan pendampingan kepada anak untuk membuat sendiri puisi darik tema gotong royong.
Di sisi lain, penulis juga masih membutuhkan masukan. Tujuannya adalah agar ke depannya bisa menghasilkan karya lebih baik. Selain itu, juga agar bisa terus mengasah kreativitas mengolah kata demi peningkatan kualitas pendidikan karakter anak. Contoh-contoh tersebut pastinya jauh dari kata sempurna. Kesimpulannya, mari saling menyempurnakan demi bersama-sama berjuang menanamkan karakter positif kepada anak sejak usia dini. Semoga dapat menjadi bahan referensi dalam menumbuhkan karakter gotong royong kepada anak. Juga sekaligus sebagai upaya mendukung pengembangan nilai dalam pendidikan karakter anak.
Baca Juga: Puisi Darik: Genre Baru Puisi yang Menarik
Salam Bloger Pembelajar
Sudomo
www.eigendomo.com
1 komentar