KMAA #6. Menulis dari Apa yang dialami
Suharto
Penggiat Literasi Madrasah
MTsN 5 Jakarta
#MenepisKesulitanMenulis
Kata orang menulis itu mudah bagaikan air mengalir di sungai, ada juga yang berkata menulis tanpa inspirasi, dan ada juga yang mengatakan tulis saja kaga usah dipikirkan.
Mereka berkata begitu karena mereka sudah tahu caranya. Tapi bagi pemula yang belum tahu caranya, pasti bingung. Mau nulis apa dan bagaimana memulainya.
Penulis teringat ketika ingin belajar menulis, tapi bingung. Akhirnya mencoba mengikuti pelatihan. Penulis mencoba bertanya kepada salah satu narasumber tentang apa yang harus ditulis. Narasumber pun menjawab salah satu jawabannya adalah tulislah apa yang pernah kamu alami.
Mulailah Menulis apa yang pernah kita alami, itu lebih mudah tanpa harus banyak berpikir, karena semuanya sudah ada dalam memori, tinggal menuangkan saja dalam sebuah tulisan.
Setiap orang pasti punya cerita masing-masing, termasuk kita pasti punya cerita, baik yang menyenangkan atau memilukan. Itu semua bisa kita jadikan sebagai bahan untuk menulis. Siapa tahu cerita yang kita tulis bisa menginspirasi orang lain, kan bisa amal ibadah.
Coba kita lihat buku Laskar Pelangi bukunya Andrea Hirata itu kan isinya cerita masa lalu cerita yang pernah dialami oleh penulis, karena beliau pernah menulis, hingga tulisan-tulisannya dikemas dengan baik dan enak dibacanya. Tulisannya sederhana dengan bahasa orang kebanyakan. Sampai ada sebuah perusahaan film meliriknya dan film pun booming. Bukunya pun best seller bahkan ditranslate ke dalam bahasa asing.
Penulis pun mempelajari buku laskar pelangi dan buku lainnya, hingga dalam hati berkata “Saya pasti bisa”. Kemudian mencoba untuk latihan menulis.
Buku perdana dan kedua penulis isinya adalah apa yang penulis pernah alami dan rasakan.
Mengejar Azan, buku ini menceritakan tentang pengalaman penulis selalu berdoa setelah mengumandangkan azan, sehingga setiap waktu shalat tiba penulis sudah ada di depan mikrofon. Alhamdulillah, doa penulis diijabah, baik menjadi mahasiswa undangan atau menjadi pegawai negeri.
GBS Menyerangku, buku ini menceritakan tentang penyakit yang penulis alami. Buku ini ditulis tanpa banyak berpikir, menulis mengalir begitu saja, karena ide menulisnya sudah ada di memori, tinggal dituangkan dalam tulisan.
Maka itu, sebagai pemula sebaiknya mulailah menulis dengan apa yang pernah dialami, lebih mudah dan akan mengalir begitu saja laksana mengalirnya air di sungai.
Jangan terlalu dipusingkan dengan tanda baca, yang terpenting kita menulis dahulu sambil belajar menyusun kalimat, dan juga tulisan kita dapat dipahami oleh orang yang membaca. Seiring bergantinya waktu dan berubahnya musim, seiring itu pula ilmu dan wawasan semakin bertambah. Tentunya, kita semakin terampil dalam menulis.
Salam literasi