Kalau di Indonesia kita mengenal Surabaya sebagai Kota pahlawan, maka di Era Soviet ada beberapa kota yang dijuluki dengan Kota Pahlawan, salah satunya adalah Minsk, ibukota Belarus.
Karena itu tujuan saya selanjutnya adalah mengunjungi Tugu Pahlawan yang ada di Prospekte Pobeditelei No. 8 di dekat sebuah taman luas yang bernama Park Pobedy Atau Taman Kemenangan.
Ya. Nama Park Pobedy memang tidak a asing lagi di telinga saya karena taman dengan nama yang sama juga ada di Moskwa dan St.Petersburg.
Dari stasiun metro Nyamiha tugas pertama saya adalah membeli kartu sakti untuk naik bus, metro, trem dan berbagai jenis transportasi Umum seperti Marshrutka. Saya berjalan sekitar 400 meter menuju sebuah kios dan di sini saya akhirnya bisa membelinya sambil sedikit-sedikit bertanya kepada penjaga kios, seorang perempuan yang sudah berusia sekitar 60 Tahunan. Sekali lagi bahasa Rusia yang bisa membantu untuk berkomunikasi.
Akhirnya berbekal kartu sakti itu saya naik bus No. 69. Menghidupkan aplikasi di gadget dan waktu sekitar 5 menit saja sudah sampai di halte Muziej Historiyi Vialikaj Ajcynnaij Vajny atau Museum of Great Patriotic War .
Dari kejauhan sudah terlihat sebuah tugu atau obelisk dan di bawahnya ada patung seorang perempuan yang sangat khas model zaman Soviet. Perempuan ini terlihat mengenakan selendang dan sedang mengusung sebuah trompet di tangan kiri nya . Patung ini ternyata juga salah satu patung Ibu Pertiwi di Eks Soviet dan bernama Mother Motherland.
Saya terus mendekat dan berjalan mendaki puluhan anak tangga menuju tugu pahlawan itu . Tumpukan salju tebal memutih menghiasi seluruh permukaan menggantikan rumput. Hanya ada hiasan berbentuk bunga dengan warna merah dan hijau melambangkan bendera Belarus.
Cuaca yang dingin dengan suhu sekitar minus 16 derajat membuat saya agak kesulitan membuat foto melalui Gadget. Untuk menjepret foto sarung tangan harus dibuka karena jika tidak layar nya tidak mau berfungsi. Kalau terlalu lama di luar saku, Gadget juga akan mati sendiri karena tidak tahan cuaca yang terlalu dingin .
Karena itu langkah kaki saya percepat sehingga sampai di bawah obelisk setinggi 45 meter. Di puncaknya terdapat sebuah bintang berlapis emas dengan karangan bunga yang melambangkan komunisme Soviet.
Di sekitar dasar tugu terdapat delapan kepingan berbentuk empat persegi panjang yang seakan-akan berbentuk kelopak bunga walau hanya membentuk setengah lingkaran .
Masih di bagian bawah tugu terdapat sebuah prasasti yang ditulis dengan tinta emas dengan gambar Lenin dan bintang emas di sebelah nya. Ini lah yang disebut dengan Order of Lenin yang merupakan penghargaan paling tinggi di zaman Soviet.
Pada prasasti ini tertulis dalam aksara Kiril tentang penghargaan yang di berikan kepada kota Minsk atas jasa penduduk nya yang berhasil mengusir penjajah Jerman dan diberi penghargaan kota pahlawan dan ditandatangani di Kremlin Moskwa pada 28 Juni 1974 .
Kota Minsk ditahbiskan sebagai kota pahlawan bersama sebelas kota lainnya di zaman Soviet, tepatnya pada Juli 1974 dan tugu ini kemudian baru selesai dibangun pada 1984.
Sejarah mencatat pada perang dunia kedua lebih 25 persen penduduk Belarus harus tewas dan sekitar 90 persen bangunan di kota Minsk rata dengan tangan.
Kota Minsk sendiri baru dibebaskan oleh tentara merah pada Juli 1944 dan tanggal 3 Juli ini kemudian diperingati sebagai hari kemerdekaan Belarus .
Saya hanya sebentar mengagumi kemegahan tugu pahlawan ini. Karena hampir tidak ada pengunjung lain pada cuaca yang sangat dingin itu.
Dari sini saya langsung menuju ke bangunan museum yang ada di dekatnya untuk segera menghangatkan diri.
Minsk , Maret 2018