Cardrona Valley atau Lembah Cardrona merupakan sebuah tempat yang unik terletak di antara Wanaka dan Queenstown, Central Otago, South Island di Selandia Baru. Walau hanya sebuah desa kecil, tetapi memiliki Mutiara dan atraksi wisata yang menarik turis dari seantero Selandia Baru dan bahkan dunia. Ada apa saja di sana? Yuk kita lihat bersama dalam perjalanan saya dari Wanaka menuju Queenstown.
Setelah sejenak bersantai di Puzzling World di Wanaka dan terkesan dengan toilet gaya Romawi kuno yang uni, kami kembali melanjutkan perjalanan di kawasan Otaga di South Island. Tujuannya tentu saja Queenstown tempat kami akan kembali menginap nanti malam.
Setelah melewati State Hwy no.84 dan kemudian belok kanan di Riverbank Road yang berada di tepian Sungai Cardrona, perjalanan dilanjutkan melalui Cardrona Valley Road yang seperti kebanyakan jalan raya di Selandia Baru memang selalu sepi kendaraan. Sebuah perjalanan yang menyenangkan di tengah keindahan Lembah Cardrona.
“Naumai Haere Ma Iki, Cardrona Alpine Resort/New Zealand, Ski Area Open, Chains must be carried,” Demikian tertulis pada sebuah papan besar yang ada di sebuah mulut jalan pegunungan. Dan di kejauhan tampak pegunungan dengan puncaknya yang diselimuti salju. Karena tidak membawa rantai selandainya salju masih menutupi jalanan, maka kami mengurungkah niat untuk mampir ke ski resort ini.
Kendaraan kembali ke jalan utama dan kemudian melihat tanda menuju ke Cardrona Distilerry yang merupakan tempat penyulingan untuk membuat berbagai jenis minuman keras seperti wiski, gin, vodka dan anggur. Namun yang menjadikan tempat ini unik adalah benda-benda yang digantung atau lebih tepatnya dijemur di sepanjang pagar.
Pada pagar sepanjang beberapa ratus meter digantungkan ratusan atau mungkin ribuan bra alias BH dengan berbagai bentuk, merek, dan warna dalam berbagai ukuran. Sekilas mungkin bisa membuat pengunjung menjadi jengah karena pakaian dalam kaum perempuan itu seakan-akan dipamerkan di ruang terbuka di tengah suasana pedesaan yang tenang dan indah. Sebuah pemandangan yang kontras antara pagar kawat dan bra serta latar belakang bukit yang indah dan rerumputan nan hijau.
Namun rasa penasaran ini sebagian terjawab ketika saya terus berjalan dan menemukan sebuah informasi berlatar belakang warna pink yang ada di pagar.
“Welcome to Bradrona, Thanks for visiting our beautiful valley. While you are here enjoying the lovely scenery, please take a moment to kindly contribute to New Zealand Breast Cancer Foundation.”
Informasi ini menjelaskan latar belakang pameran bra di tempat yang bernama Bradrona ini. Tepat di depannya ada sebuah kotak warna pink tempat pengunjung bisa memasukkan sumbangan untuk Yayasan kanker payudara Selandia Baru itu. Rupanya bra atau BH ini dijadikan simbol untuk kanker payudara yang merupakan salah satu penyakit yang sering diderita kaum perempuan.
Di sini juga ada sebuah manekin setengah badan tanpa kepala di mana kita dapat bergaya dan berfoto. Tentunya kaum perempuan yang lebih cocok berfoto di sini. Tetapi lelaki juga tidak dilarang. Sebuah foto dengan latar belakang deretan bra yang berjejer di pagar dengan latar belakang pemandangan Lembah Cardrona. Tidak mengherankan kalau tempat ini juga dinamakan Cardron Bra Fence alias Pagar Bra Cardrona.
Saya berjalan beberapa ratus meter menyusuri pagar hingga ke ujung. Di sini ada sebuah papan informasi tentang Hores Track & Quad Tours yaitu wisata naik kuda dan kendaraan off road menyusuri pegunungan dan jalan bersalju di lembah Cardrona.
Tentu saja atraksi menarik di Cardrona bukan hanya Bradrona ini. Sekitar 2 atau 3 kilometer dari sini, kami juga sempat mampir di sebuah hotel tua, yaitu Cardrona Hotel. Dari depan tampak berbentuk seperti peti kemas dengan warna kuning muda dan tulisan Cardrona Hotel berwarna merah kecokelatan. Ada dua buah pintu dengan jendela-jendela yang antic. Di salah satu pintu yang terbuka ada tulisan Restaurant dan di atasnya ada gambar botol minuman dengan tulisan ‘Gaelic Old Smuggle Whiskey.” Kami sempatkan masuk ke hotel dan restoran tua yang konon sudah ada sejak abada ke 19 dan merupakan hotel tertua di kawasan Cardrona. Di depannya dipamerkan sebuah mobil jip yang juga tidak kalah tua dan antik. Warnanya juga kuning muda sehingga sangat serasi dengan warna utama hotel di belakangnya.
Tidak jauh dari hotel ini, ada lagi sebuah bangunan tua yang juga terbuat dari kayu. Bangunan ini lebih mirip dengan hotel namun lebih kecil dan memiliki warna kombinasi hijau tua dengan atap berwarna hijau tua juga. Di atas pintu ada tulisan Robert McDougall & Son, Est 1871, General Merchant Post & Telegraph. Mungkin dulu ini merupakan kantor pos milik swasta? Di depannya ada sebuah kotak telepon umum berwarna merah yang mirip dengan yang ada di London dan juga sebuah tempat mengisi BBM kuno berlogo mirp Caltex yang berbentuk bintang merah bersudut lima.
Perjalanan kemudian berlanjut menuju Arrowtown dan melewati kawasan dengan pemandangan yang memanjakan mata. Langit nan biru, gunung-gunung dengan uncak diselimuti salju dan awan putih yang berarak-arak.
Dari Lembah Cadrona, jalanan kemudian terus mendaki dan berliku-liku hingga melewati Crown Range Summit, yang merupakan jalan lintas atau pass tertinggi di Selandia Baru dengan ketinggian 1076 meter di atas permukaan laut. Di sini ada sebuah prasasti yang menandakan peresmian jalan raya pada tahun 2000. Dijelaskan juga selintas sejarah jalan lintas ini yang baru dilintasi orang Eropa pada sekitar tahun 1860 an dan sering digunakan oleh para penambang emas untuk menuju kawasan Arrowtown. Bahkan wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini pada akhir abad ke XIX hanya bisa berkunjung ke sini menggunakan kendaraan yang ditarik kuda.
Ah saya termasuk yang beruntuk bisa melewati Crown Range Summit menggunakan kendaraan bermotor melalui jalan raya beraspal yang mulus.
Foto-Foto: Dokumentasi Pribadi
South Island, New Zealand
Luar biasa pengalaman Pak Taufiek yang selalu pesiar keliling dunia.
Dan pemandangan yang luar biasa, penuh dengan warna warni … hehehee