Setelah sejenak beristirahat dan melihat-lihat beberapa ha yang menarik di Mossburn, bus wisata dengan atap tembus pandang kami melanjutkan perjalanan dengan tujuan akhir Milfred Sound melewati berbagai tempat yang tidak kalah cantik dan menarik.
Pertama, kami kembali menyusuri State Highway No. 94 menuju ke Te Anau, sebuah kota kecil yang indah di dekat danau yang bernama sama yaitu Te Anau Lake. Jarak dari Mossburn ke Te Anau sekitar 60 km dan ditempuh dengan lancar sekitar 45 menit saja. Sebenatnya ada beberapa tempat perhentian yang kami lewati sepanjang jalan termasuk Five River Cafe yang cuku terkenal, namun bus tidak berhenti bahkan di Te Anau, maklum kami harus mengejar waktu berlayar di Milfred Sound siang nanti.
Melewati kota Te Anau, jalan membelok k earah utara menyusuri tepian Danau Te Anau yang merupakan danau terbesar di South Island dan no dua terbesar di Selandia Baru setelah Lake Taupo di North Island. Danau dengan airnya yang tenang dan biru seakan-akan menyihir siapa saja yang memandangnya. Betapa besar kuasa sang pencipta yang direfleksikan dengan pemandangan alam yang menawan di gerbang kawasan Fiordland National Park di Pulau Selatan ini.
Bus terus berjalan di jalan raya yang mulus dan setelah sekitar 35 menit dari Te Anau, bus tiba di perhentian berikutnya yaitu di Eglinton Valley. Lembah ini dibentuk oleh aliran glatsier selama ribuan tahun sehingga perpaduan pemandangan yang indah menjadi ciri khas lembah ini, yaitu gunung-gunung bebatuan yang curam di kejauhan serta hutan-hutan yang lebat di bawahnya menjadi latar belakang lembah datar yang ditutupi rumput tussock yang berwarna kuning keemasan. Tampak berkilau ditempa mentari siang hari.
Kami hanya berhenti sejenak di Eglinton Valley dan kemudian melanjutkan kembali perjalanan menuju perhentian berikutnya yaitu Mirrors Lake yang letaknya sekitar 10 menit perjalanan dari Eglinton Valley. Di sini bus berhenti sekitar 15 menit sehingga kami bisa berjalan-jalan di jalan setapak di sekitar danau.
“Sebuah papan informasi khas Selandia Baru berlatar hijau dengan tulisan kuning menyebutkan nama tempat in yaitu Mirro Lakes. Di atasnya ada tulisan Department of Conservation dan terjemahan bahasa Maori Te Papa Atawbai serta tulisan Fiordland National Park di pojok kanan atas. Petunjuk waktu berjalan menuju kembali ke tempat parkir tertulis 5 menit. Saya sempatkan berfoto di tempat ini sebagai bukti pernah mampir ke Mirror Lakes dengan latar belakang pepohonan.
Kami terus berjalan menyusuri jalan yang terbuat dari kayu dan tiba di sebuah tepat dengan spanduk bertuliskan Mirror Lakes , Crystal-clear reflection on a still day dengan gambar pemandangan yang indah. Di sini saya baru sadar bahwa Mirror Lakes bukan hanya terdiri dari sebuah danau, melainkan dari banyak danau yang memang airnya tenang, dan jernih sehingga saking jernihnya memantulkan pemandangan Earl Mountains yang ada menjadi latar belakangnya.
Bahkan menurut informasi yang diberikan oleh pemandu wisata, di danau ini, tidak ada perahu motor yang diijinkan berlayar, hanya perahu kano dan dayung dengan tenaga manusia yang diperbolehkan berlayar sehingga keindahan danau ini tetap lestari dan terjaga. Berjalan di tepian Mirror Lake , serasa berjalan di suatu tempat nan indah yang membuat kami merasa betah untuk berlama-lama. Untungnya kami ingat bahwa hanya diberi waktu sekitar 15 menit untuk kembali ke bus sehingga kami tidak berlama-lama menikmati panorama yang ada.
Bus kembali melanjutkan sisa perjalanan menuju ke Milfred Sound. Menurut pemandu nanti kami akan melewati sebuah terowongan bernama Homer Tunnel yang dibangun pada tahun 1953 an dan karena terowongan ini merupakan satu-satu akses jalan menuju Milfred Sound dan hanya terdiri dari satu lajur, maka kendaraan harus bergantian melewati terowongan sepanjang sekitar 1,2 kilometer ini.
Namun sebelum sampai di Homer Tunnel kendaraan sempat berhenti dan kami berfoto di berbagai tempat dengan pemandangan berupa puncak gunung dan lembah yang hampir semuanya tertutup salju, walau puncak musim dingin sebenarnya sudah berlalu dan Selandia Baru sendiri sudah memasuki awal musim semi di akhir September. Tetapi salju dan pemandangan memutih tampak ada di sekeliling. Demikian juga dengan pemandangan di jalan sebelum menuju ke Homer Tunnel.
Perjalanan di Homer Tunnel sangat menegangkan walaupun terasa indah, maklum kami harus antre satu per satu menanti lampu menjadi hijau dan kemudian berjalan perlahan-lahan di terowongan yang sempit itu. Dan jalan nya juga sebagian terasa licin dikarenakan bekas salju yang mencair. Sekitar beberapa menit di dalam terowongan terasa agak lama karena suasana yang mencekam. Tegang walau penuh rasa penasaran dan ingin tahu. Saya juga membayangkan kalau jalan atau terowongan ini runtuh atau tertutup salju, maka kami akan terisolasi di Milfred Sound dan yang hanya bisa diakses melalui udara.
Keluar dari terowongan, udara segara mulai menanti, peadnagan juga brubah drastic karena di balik pegunungan ini ternyata salju sama sekali tidak tampak dan jalan mulus mulai menurun dan berliku-liku melewati kawasan bernama Claddeau Valley menuju ke Milfred Sound.
Terowongan Homer ini dinamakan berdasarkan nama William Henry Homer yang merupakan seorang pengelana yang membuka kawasan ini pada akhir abad ke 19. Terowongan mulai dibangun pada tahun 1935 dengan perlatan seadanya dan setelah beberapa kali tertunda karena Perang Dunia II akhirnya diresmikan pada 1953. Sebuah terowongan yang membukan kawasan paling indah di Selandia Baru buat para wisatawan untuk datang dam menikmati keindahan kawasan Milfred Sound.
Ya ke sini lah saya akan datang dan membuktikan sendiri keindahannya. Dan sebelum tiba disana kami harus melewati surga nan indah di Mirror Lakes serta neraka yang mengerikan dan menegangkan di Homer Tunnel.
South Island, New Zealand’
Foto-Foto: Dokpri