Ke Luar Negri untuk Gunting Rambut dan Penerbangan Paling Singkat Menuju Brunei

Wisata0 Dilihat

Pagi baru saja merekah ketika saya meninggalkan hotel di Bandar alias pusat kota Bandar Seri Begawan menuju ke halte bus tidak jauh dari hotel.  Tidak lama bus berwarna ungu no 38 tujuan Muara pun tiba dan saya segera naik. Kebetulan hanya ada beberapa penumpang di dalam bus pagi itu.  Tujuan saya adalah terminal ferry di Serasa dimana dari Muara, kita bisa naik bus no 33 ke pelabuhan.

Sesuai dengan informasi jadwal ferry yang setiap hari saya baca di Harian Borneo Bulletin, ferry pertama ke Labuan adalah pukul 9 pagi.  Sekitar pukul  8.15 saya sudah tiba di pelabuhan dan membeli tiket seharga 15 Ringgit.

Karena hanya ingin sekejap melancong ke Labuan, maka saya hanya membawa tas kecil berisi kamera saku dan buku panduan perjalanan mengenai Labuan.  Rencana nya , Saya akan kembali ke Brunei dengan ferry terakhir sekitar pukul  3.30  sore.  Jadi saya sebenarnya tidak mempunyai waktu terlalu banyak di Labuan hanya sekitar 4 atau 5  jam saja. Namun cukup untuk sekedar ganti suasana dan melihat kota pelabuhan yang terkenal itu.

Sesampainya di LaBuan, saya berjalan jalan di pusat kota dan melihat keunikan kota pelabuhan yang disebut sebagai kota duty free alias bebas cukai itu.  Kota ini juga merupakan surga dan pusat keuangan di Asia Tenggara. Saya jalan-jalan di pusat kota, melihat berbagai peninggalan bersejarah dari Perang Dunia II dan beberapa museum di pulau ini.  Tentu saja tidak melewati kesempatan untuk menikmati makan siang yang lebih bervariasi dan jauh lebih murah di Labuan dibandingkan dengan di Brunei.

Kalau kita perhatikan harga di Brunei dan di Labuan memang sama, yang membedakan adalah di Brunei dalam Ringgit alias Dollar Brunei, sedangkan di Labuan dalam Ringgit Malaysia.  Nilai tukar 1 Ringgit Brunei ke 1 Ringgit Malaysia sekitar 2,2. Sebagai perbandingan harga sekaleng minuman dingin di Brunei adalah 1 Ringgit, demikian pula dengan harga di Labuan,

Akhirnya karena sudah cukup lama di Brunei dan belum sempat ke tukang cukur. Saya  juga sempat mampir ke barber shop di pusat kota Labuan.  Gunting rambut di sini juga sangat bersahabat dengan isi kantong karena ongkosnya hanya 5 Ringgit Malaysia saja.  Kalau di Brunei tentu saja jauh lebih mahal untuk gunting rambut.

“Maaf Encik, tiket ferry ke Brunei sudah habis” , Demikian jawaban petugas di loket pelabuhan Ferry di Labuan . Waktu saat ini sekitar pukul 2.30  siang sementara ferry akan berangkat sekitar pukul 3,30.  Sementara keberangkatan berikutnya baru ada besok pagi .  Petugas juga menjelaskan bahwa ferry sering sekali penuh di akhir pekan.

“Wah harus menginap di Labuan nih”, pikir saya dalam hati. . Untungnya saya segera mengambil keputusan cepat .  Naik taksi ke Lapangan Terbang antar Bangsa di Labuan yang lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota.  Ongkos taksi hanya 12 Ringgit Malaysia saja.

Nasib baik masih berpihak karena sore itu masih ada penerbangan  Borneo Airlines dari Labuan ke Bandar Seri Begawan.  Saya kemudian membeli tiket seharga 88 RM untuk penerbangan sekitar pukul 5 sore menuju ke BWN atau lapangan terbang antar bangsa di Berakas.

Pesawat terbang Borneo Airlines sendiri merupakan pesawat terbang kecil dengan dua mesin yang berbaling-bailing.  Jumlah tempat duduk juga hanya sekitar 16 penumpang saja dan sore itu lumayan penuh.

Asyiknya waktu penerbangan ternyata sangat singkat antara tinggal landas dan mendarat hanya sekitar 15 menit saja. Maklum jarak Labuan dan Brunei sekitar 100 kilometer saja.

Hari mendekati magrib ketika pesawat saya mendarat di Brunei. Akhirnya dengan taksi yang sudah saya pesan dari hotel saya kembali ke hotel dengan selamat.

Suatu perjalanan sejenak ke Labuan yang berkesan. Pergi ke luar negri hanya untuk  gunting rambut dan naik pesawat kembali ke Brunei dalam waktu kurang 15 menit.

 

Bandar Seri Begawan,  Agustus 1999

 

Tinggalkan Balasan