DOSEN BEDA ZAMAN
Reposting 290121
Shandy ” Midun ” Nayoan sekarang Dosen Di Universitas Gunadarma.
Kamis 28 Januari 2016 ketika mengantar kemenakan Erdonis Erdwan ke Kampus Universitas Gunadarma (UG) Margonda Depok tak disangka bersua Midun.
Pemeran film fenomenal Sengsara Membawa Nikmat ini sedang mengurus NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional). Diantar oleh Pak Fuad Dosen Senior UG, kami bersua di Gedung 2 lantai 2 setelah sebelumnya berpapasan di area kampus.
Dony berbisik kepada awak,
“kalau ngak salah itu Shandy Nayoan, Pak Etek”
Awak melirik ke sosok tinggi besar dan ganteng dan tiba tiba ingatan melayang ke kisah perasaian (penderitaan) si Midun.
Sambil menunggu Ibu Sari Bagian Kepegawaian UG dalam rangka pengurusan administrasi lamaran menjadi Dosen untuk Dony, awak menyapa Shandy. Ternyata sejak semester lalu Midun telah mulai bergabung sebagai Dosen di Universitas peringkat ke -11 Nasional ini.
Pertanyaan awak pertama yang meluncur
” Kenapa Artis kondang mau menjadi Dosen?”.
Shandy dengan serius mengatakan bahwa dia ingin berbagi kepada mahasiswa yang tak pelak adalah generasi muda penerus bangsa. Berbagi versi artis kelahiran 1970 ini bermakna, ingin ikut serta menanamkan nilai nilai kejuangan bangsa Indonesia. Mata kuliah yang diberikan Shandy : Pancasila, cocoklah.
Awak bisa membayangkan bagaimana riuhnya suasana mahasiwa kelas Shandy. Walaupun berbeda zaman namun awak rasa mahasiswa kelahiran 1998 an pastilah mengenal Artis yang masih aktif di dunia perfilman dan sinetron. Inilah keunggulan Artis jadi Dosen, mampu memberikan motivasi luar biasa kepada mahasiswa bahwa dunia pendidikan lebih bergensi. Sejujurnya profesi guru memiliki durasi yang lebih lama dan tak dibatasi oleh usia.
Paling tidak kehadiran Midun Alumni Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia di Profesi Guru mencatatkan sejarah dunia artis. Banyak artis kita memiliki pendidikan S1 bahkan S2, alangkah eloknya seandainya jejak Shandy bisa menjadi awal dari terjunnya artis dalam ikut membina anak bangsa.
KAMPUS GUNADARMA
Seperi juga Shandy, Erdonis ( S2 Alumni Universitas di Italia) kemenakan yang awak antar untuk bergabung menjadi Dosen di UG juga memiliki niat semata ingin berbagi Ilmu dan Pengalaman. Resign setelah 18 tahun bekerja di Holcim, kini Erdonis mendirikan Perusahaan Kontrator sendiri bersama teman. Setalah mendirikan usaha mandiri, Dony merasa punya banyak waktu untuk ikut membina anak anak muda.
Semoga langkah perjuangan generasi 70 an lainnya bisa tergugah atas keputusan berani dan lugas Shandy. Bahwa menjadi guru atau dosen itu ibarat Multi Level Marketing(MLM). Ada satu keyakinan bahwa Ilmu yang ditebarkan dengan tulus ikhlas Insha Allah akan terekam abadi di memory permanent mahasiswa yang kelak menjadi bekal dalam meniti karier setelah menjadi sarjana. Bukankah ini salah satu bentuk kontribusi positif dan produktif yang akan terus menerus mengalirkan pahala kepada Sang Pengajar.
Mungkin Nilai Nilai itulah yang memberi semangat Shandy Nayoan dan juga para Dosen di seluruh Indonesia, bahwa mengajar itu bukan sekedar tampil di kelas, namun lebih jauh dari itu ada pembinaan mental dan ideologie berupa penanaman nilai nilai kebangsaan ke dada anak anak muda. Indonesia harus jaya dengan kualitas sumber daya manusia handal seperti yang sering disampaikan oleh Presiden Indonesia ke – 3 Bapak BJ Habibie.
Salam Literasi
Reposting 290121
YPTD
Sekarang Shandy “Midun” Nayoan masih jadi dosen di UG, pak H.Thamrin?