Benarkah Rocky Gerung Sok Tahu ?

Catalan Budaya Thamrin Dahlan

Seperti diberitakan TRIBUN-BALI.COM – Politisi PDIP, Dwi Ria Latifa melontarkan sindiran kepada pengamat politik Rocky Gerung.  Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dalam acara Indonesia Lawyers Club tvOne yang tayang pada Selasa (31/7/2018). Tema pembahasan  tersebut adalah “Pilpres 2019: Mega Versus SBY”   Awalnya, Dwi Ria Latifa mengatakan jika dirinya dulu mengagumi sosok Rocky Gerung.   “Tapi hari ini abng saya anggap agak sok tahu juga, dan terlalu  lebay dalam menilai sesuatu yang sebenarnya abang tidak tahu,” kata Dwi  Ria.

Menyaksikan program Tv One ILC Selasa 31/7/2018 awak mendapatkan  beberapa pembelajaran. Pembelajaran penting betapa semangatnya para  politikus dan pengamat menyampaikan pendapat.   Ketika menyampaikan kata pengantar  Karni Ilyas secara khusus menyebut  permintaan netizen melalui Twitter  agar ILC menghadirkan Rocky Gerung  (RG).

Terlepas suka atau tidak suka terhadap opini RG,  paling  tidak ungkapan pengamat ini menegaskan pemikiran out the box yang  terkadang    menghempaskan nalar khalayak yang selama ini tak  terpikirkan.   Secara bergiliran satu persatu langganan ILC (minus  Ali Mohtar Ngabalin dan Ruhut Sitompul) menyampaikan argumentasi terkait  topik Megawati versus SBY menjelang Pilpres 2019.

Dari beberapa pembicara terutama kelompok politikus terkesan membela kebijakan ketua partai (atasan komandan),  wajar  sajalah karena memang kewajiban anak buah walaupun disana terkesan subjektif.   Itulah puncak ketidaksamaan paham antara RG kapasitasnya sebagai  pengamat  politik dengan kader parpol. Satu hal modal RG  sehingga  berani menyampaikan pemikiran karena independensi.

Bersebab  pernyataan  RG lebih banyak menyerang pemerintah berkuasa maka tak pelak   menuai resiko. Sampai sampai  RG  dituduh sok tau dan prof (fokator).  Alamak,  semakin terlihat kualitas intelektual para pembicara malam itu.   Benarkan RG Syok Tahu atau beliau memang labih paham sesuai dengan bidang lmu filsafat . Silahkan anda nilai sendiri sementara kehadiran penyeimbang memang tetap ditunggu tunggu.

Seperti biasa  Host Uda Karni ilyas  mengutip beberapa ungkapan bijak tokoh dunia.  Salah satu mutiara kata ” ketika seorang politikus kehabisan cara  menaklukkan lawan   maka mereka menyerang pribadi musuh”.

Point yang ingin disampaikan disini adalah bahwa  semakin dekat agenda demokrasi Pilpres dan Pileg 2019 maka akan semakin seru perseteruan 2 kubu.

Recommended by
ILC sebagai program tv menjadi referensi bagi warga dan juga sekali gus bagi para pihak yang punya agenda penting dengan perhelatan tersebut. Mudah mudahan program ILC sebagai barometer situasi politik dapat terus tayang menampilkan tokoh dari 2 pihak serta para pengamat yang netral tidak berpihak kecuali untuk kemaslahatan umat dan keilmuan demokrasi.

Salamsalaman
TD

 

 

 

Tinggalkan Balasan