NASIB PAK GURU TUA
Oleh: Tini Sumartini
Di sisa usiamu masih ada asa
Menjemput nasib baik senantiasa
Akhiri penantian nan berbilang masa.
Kemeja putihmu nan lusuh
Bertahun- tahun menampung peluh
Jadi saksi, kau tak pernah mengeluh
Hatiku tergetar haru melihatmu, sungguh.
Menjadi ASN adalah harapan terakhir
Semenjak anak-anakmu belum terlahir
Penyemangat bakti yang selalu terukir
Meski tertatih, terseok, hidup dalam fakir
Kau ikhlas menjalani hidup seirama takdir.
Detik-detik perjuanganmu yang mengharukan
Dengan tangan gemetar, tetikus dalam gegaman
Mata tuamu menelusuri kalimat-kalimat di layar menyilaukan
Dahimu berkerut, coba memahami soal yang membingungkan
Banyak istilah-istilah yang tak pernah kau temukan
Bagaimana bisa berpikir tuk menentukan jawaban?
Oh, malangnya bapak guru tua
Nasib baikmu belum pula bersua
Usahamu tak kabulkan harapan jua
Tertegun dirImu menyaksikan semua
Tak ada lagi harapan seiring usia menua.
Puluhan tahun baktimu tak terbalas
Rekrutmen ASN itu telah menggilas
Semua harapanmu berujung kandas
Dalam sistem perhelatan yang bias.
Mas Mentri, ijinkan ia bahagia
Dengan cara yang lebih mulia
Agar pengabdiannya tak sia-sia.
Cipanas, 15 September 2021
Puisi-puisi yang bagus
Sudah kubaca
Terima kasih apresiasinya, mbak..
keren puisinaya bu
Terima kasih, Bapak…
Semoga ada kebjikan yang dapat buat para guru tua merasakan kebahagiaan untuk balasan pengabdian selama bertahun-tahun.
Aamiin ya Allah..
Bagus nemen. Ayo semangat bunda…..
Makasih apresiasinya Bu Wid..
Keren Bu puisi nya
Terima kasih presiasinya, Ibu..