keterangan foto: Anjing peliharaan kami dengan seekor kucing ,saling berkasih kasihan /dokumentasi pribadi
Kepintaran Tanpa Kasih Sayang ,Menurunkan Nilai Luhur Manusia
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan ,yang paling mulia diantara segala ciptaan Tuhan.Tentu kita semuanya sangat senang dan berbangga diri, karena kita semua adalah termasuk dalam golongan umat manusia. Kalau ada orang yang mempertanyakan ,:” Apakah masih layak,manusia disebutkan sebagai mahluk paling mulia di dunia, setelah berita berita mengerikan tentang prilaku manusia terhadap manusia”,kita akan merasa sangat tersingging.
Akan tetapi ,seharusnya ,menjadi sebuah renungan diri bagi kita semuanya. Bukan untuk membandingkan kita dengan makluk lainnya,seperti tumbuh tumbuhan dan hewan, melainkan sebatas sebuah renungan atau introspeksi diri. Tulisan ini tidak terkait dengan konteks agama, melainkan manusia ditengok dari sudut kehidupan sosialnya saja.
Dalam Hal Kecantikan
Kalau ditengok dari sudut kecantikan, maka di dunia ini, ada bunga bunga yang memiliki kecantikan dan daya tarik tersendiri.Atau kita tengok sepasang kupu kupu yang cantik sedang terbang di antara bunga ke bunga,mereka juga memiliki kecantikan yang memiliki makna sendiri
Kekuatan
Bila ditinjau dari sudut kekuatan, bila manusia mampu mengangkat benda yang empat atau lima kali berat tubuhnya, sudah menjadi perhatian dunia. Ditampilkan diberbagai siaran televise dan wajahnya menjadi cover media cetak ,tabloid dan beragam majalah. Padahal ,kita tidak usah membandingkan dengan kekuatan seekor gajah, cukup membandingkan dengan seekor semut, maka kekuatan manusia tidak ada artinya.Karena seekor semut mampu mengangkat beban sebanyak 50 X (lima puluh kali ) berat tubuhnya.
Semut juga menerapkan hidup berbagi, sepanjang hidupnya.Silakan dibuktikan sendiri. Lemparkanlah sebutir beras atau nasi di kerumunan semut. Mereka akan bergotong royong bersama sama mengangkutnya kesarangnya. Selama ini beluk pernah tampak seekor semut mendapatkan makanan dan kemudian secara diam diam menikmatinya sendiri.
Kesetiaan
Saya pernah menangkap seekor burung di rumah putri kami di Mount Saint Thomas dan kemudian saya masukkan kedalam sangkar .Maksudnya mau di perlihatkan kepada cucu kami, bila sudah pulang sekolah. Tapi ternyata pasangannya berteriak teriak dan nekat masuk kedalam rumah. Siap mati ,demi untuk dapat bertemu dengan pasangannya yang ada dalam sangkar.
Tidak tega menengok kesetiaan burung tersebut, maka saya lepaskan pada waktu itu juga. Dan anehnya keesokkan harinya ,sepasang burung ini , datang kembali dan hingga di teras rumah. Mungkin dapat merasakan bahwa saya sama sekali tidak akan menyakiti mereka.
Bahkan teman saya dari Tanah Toraja menceritakan pada saya , bahwa babi jantannya bunuh diri,dengan jalan berlari sekencang kencangnya dan menghantamkan kepalanya ketiang rumah.hingga pecah. Karena betinanya dipotong pada waktu perayaan Natal.
Persahabatan Tulus
Putri kami memelihara anjing turunan Siberian yang galak dan seekor kucing Persia.jelas kedua makluk ini berbeda bangsa . Namun hingga kini mereka hidup rukun dan damai..Makan sepiring bersama sama dan tidak pernah sekali juga berantem.
Baik gara gara makan,maupun karena alasan lainnya.Padahal kucing Persia yang bernama Snowy,karena berbulu putih,bagaikan sallu, menurut saya sangat nakal dan sering mengganggu Franky (nama anjing) yang sedang tidur .Namun sangat mengagumkan ,Franky bisa bersabar terhadap Snowy.
Pengabdian
Berbicara mengenai pengabdian, tidak usah berteori panjang lebar, Kita tengok saja ayam ,yang kita pelihara.Setelah besar,maka ia membalas kebaikan kita dengan memberikan telurnya selama berbulan bulan. Begitu juga dengan sapi,setelah dipelihara hingga dewasa,memberikan kita susunya. Namun ketika ayam tidak lagi menghasilkan telur dan sapi tidak lagi memberikan kita susunya, maka mereka dipotong dan dijadikan santapan manusia.
Atau tengok saja nasib seekor kuda atau kerbau.yang sepanjang hidupnya kerja keras untuk manusia. Namun setelah tidak kuat lagi menarik bendi atau membajak sawah,maka mereka dibawa kerumah potong.
Perasaan
Siapa bilang hewan tidak punya perasaan. Pernah baca kisah seekor anjing menyelamatkan tuannya? Atau menunggu bertahun tahun distasiun kereta api, dengan sia sia? Apalagi namanya ,kalau bukan kesetiaan.
Menjaga Anak
Cobalah dekati ayam yang sedang mengeram atau baru saja menetaskan anak anaknya, pasti ia siap menyerang ,demi untuk mempertahankan keselamatan anak anaknya. Apalagi bila mau coba coba mengganggu seekor anak harimau.
Satu satunya yang menjadi andalan manusia adalah memiliki kesempatan untuk memilh :”memaafkan atau tidak” ,kepada orang yang sudah menyakitinya. Sedangkan makluk lain ,hanya bereaksi berdasarkan instinknya. Yakni :” disakili,akan balas menyakiti “
Sebuah Renungan
Tulisan ini, tentu tidak secara naïf, membandingkan manusia dengan hewan. Karena sebagai penulis artikel ini, jelas saya berada dipihak manusia.Hanya sebagai sebuah renungan kecil.bahwa kita patut bersyukur ,diberikan kesempatan untuk bisa memilih,yakni :”memaafkan orang yang sudah menyakiti kita “ dan tidak secara serta merta melakukan pembalasan.
Hidup ini adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir . Cantik ,ganteng,pinter dan hidup berkecukupan ?Bersyukurlah,tapi tanpa kasih sayang,maka semua yang dimiliki nilainya adalah nol besar
Hanya sebuah renungan ,mengapa manusia mampu bertahan di peringkat utama,sebagai makluk yang paling mulia di semesta ini ? Jawabannya adalah karena mampu memaafkan. Sedangkan hewan,disakiti maka secara naluriah ,akan balas menyakiti . Tidak percaya ? Silakan coba membuktikannya.
Ketemu anjing tetangga. coba injak ekornya dan kemudian minta maaf berkali kali. Anjing tidak bisa memaafkan,karena secara naluriah,akan membalas menyakiti.
Tjiptadinata Effendi