Percaya dengan Tulus karya : Sim Chung Wei Dengan hati lapang menaruh rasa percaya jiwa yang tenang tempat aman bagi jiwa dan raga Setiap tarikan napas dihirup memberikan sebuah harapan Selengkapnya
Puisi
Kepompong Jiwa
Kepompong Jiwa Karya : Sim Chung Wei Terbungkus oleh luka-luka yang sudah meradang dan mebuat lubang terbuka menggerogoti cangkang kronis menusuk sampai dalam melukai raga sampai jiwa melukai sumsum terdalam Selengkapnya
Puisi 15: Menyulam Jiwa pada Sehelai Malam Sunyi
Puisi 15: Menyulam Jiwa pada Sehelai Malam Sunyi Cinta hadir bagai mentari menyapa pagi, merangkai pelangi di antara tetes tirai rinai Labuhkan harapan pada sekeping hati sepi, menghadirkan rasa di Selengkapnya
Puisi 14: Menggunting Malam Mengurai Benang Rindu
Puisi 14: Menggunting Malam Mengurai Benang Rindu Kunikmati bisik lembut angin malam, menyapa ramah di sudut hati Menahan rindu terpasung pada palung, begitu menyiksa tiada henti Kehadiranmu malam ini, melebur Selengkapnya
Puisi 13: Mengais Malam Membungkam Rindu
Puisi 13: Mengais Malam Membungkam Rindu Dalam genggam gawai kita bertemu, Di sanalah cinta kita hadir dan menyatu. Di balik balutan kerudung merahmu yang anggun Kubisikkan rasa cintaku yang terus Selengkapnya
Puisi 12: Menikmati Tarian Jiwa di atas Kanvas Rindu
Puisi 12: Menikmati Tarian Jiwa di atas Kanvas Rindu Menikmati tarian jiwa di atas kanvas rindu begitu hangatnya tersiram rayuan cintamu merebahkan raga dalam pangkuan kasihmu mengusir resah dalam gelitik Selengkapnya
Puisi 11: Nyanyian Jiwa Senada Rinai Gerimis
Puisi 11: Nyanyian Jiwa Senada Rinai Gerimis Jiwa lelah meminta bagai pengemis Luka mendera terasa perih teriris Saat angan yang indah megah terlukis Namun terimpit dalam sekat jiwa apatis Raga Selengkapnya
Puisi 10: Kala Fajar Menyingkap Selimut Langit
Puisi 10: Kala Fajar Menyingkap Selimut Langit Kurasakan dingin menyapa kala fajar menyingkap selimut langit Sayup melodi alam hadir dalam seruan burung yang berdecit Gelitik bayu berhembus menggetarkan nadi pepohonan Selengkapnya
Puisi 9: Aroma Kopi Mengecup Kenangan Cinta Menyapa
Puisi 9: Aroma Kopi Mengecup Kenangan Cinta Menyapa Di kafe kecil, senja memeluk cerita, meja dan kursi berbisik mesra. Secangkir kopi menghangatkan rasa, menjadi saksi cinta yang mulai menyala. Lampu Selengkapnya
Puisi 8: Pelangi Jiwa Menyulam Warna di Langit Sunyi
Puisi 8: Pelangi Jiwa Menyulam Warna di Langit Sunyi Dalam hening jiwa, terbitlah senyum yang bercahaya, Seperti pelangi memeluk langit yang sepi dan merana Kata- kata berbisik lembut, mengalir bagai Selengkapnya
- 1
- 2
- 3
- …
- 239
- Berikutnya
Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.