Kumpulan Kisah Kami di Masa Pandemi (10)

Terbaru20 Dilihat

Kumpulan Kisah Kami di Masa Pandemi (10)

Bab. 10

Kecewanya Sang Ketua Osis..

Di tengah ramainya pelaksanaan PJJ, ada kegiatan yang ternyata mendapat perhatian khusus dari ketua OSIS dan jajarannya masa bakti tahun 2019/ 2020. Terbesit keinginan mereka untuk melaksanakan pemilihan pengurus OSIS baru tahun 2021. Sebagaimana biasa, pesta demokrasi tahunan ini selalu kami adakan dengan cukup meriah. Pilkasis (Pemilihan Ketua OSIS) adalah salah satu ajang yang ditunggu-tunggu oleh sebagian siswa yang mempunyai bakat dalam kepemimpinan sebuah organisasi. Kegiatan ini sangat bermanfaat sebagai pengalaman yang berharga. Kelak, pengalaman ini akan sangat berpengaruh dalam hidup mereka. Biasanya, siswa yang terbiasa aktif dalam organisasi akan lebih berani dan percaya diri dalam mengambil sebuah keputusan.

Sebelum adanya pandemi, kami menyelenggarakan Pilkasis di ruang terbuka yaitu pendopo sekolah. Siswa sangat suka berada di tempat ini karena keteduhan dari pohon mangga yang menaunginya. Aktifitas yang sering dilakukan di pendopo ini diantaranya latihan tari, pembelajaran di luar kelas, atau sebagai tempat berkumpulnya sebagian siswa pada waktu istirahat. Biasanya, pengurus OSIS lama akan mengatur dan mendekorasi tempat ini semenarik mungkin sebelum pesta demokrasi dilaksanakan. Kain batik berbagai motif ikut menghiasi. Pemandangan pendopo terlihat lebih unik dan menarik.

Semenjak datangnya pandemi Covid-19, kegitan itu tak ada lagi. Hal inilah yang menyebabkan ketua OSIS yang sekarang berada di kelas IX mendesak pembina OSIS untuk menyelenggarakannya kembali. Bajga, sang ketua OSIS, menginginkan adanya pemilihan pengurus OSIS yang baru. Bisa jadi apa yang ia utarakan adalah pengalihan dari rasa jenuhnya terhadap PJJ. Pilkasis akan menjadi kegiatan menarik di tengah PJJ yang membosankan. Masalahnya, pelaksanaannya tak bisa lagi seperti tahun sebelumnya. Kerumunan sudah menjadi sesuatu yang dilarang. Jika tidak, mereka akan berhadapan dengan virus yang sangat berbahaya ini.

Di awal Desember, tepatnya tanggal 5, Bagja menghubungi pembina OSIS yaitu Bu Neni Kusmiati untuk mengutarakan keinginannya mengadakan rapat dengan pengurus OSIS yang lain secara offline. Pada awalnya, usulnya disambut baik. Namun, usul itu harus mendapatkan izin dari kepala sekolah dulu. Setelah Bu Neni menanyakannya, dengan berat hati kepala sekolah tak memberikan izin untuk aktifitas tersebut. Kekhawatiran terjadinya kerumunan yang sangat riskan terhadap penyebaran virus Corona, menjadi alasan utamanya. Dan sekolah tak mau menjadi pihak yang disalahkan nantinya. Dengan sedikit kecewa, Bagja menerima keputusan itu.

Sebagai solusinya, peaksanaan rapat berlangsung secara virtual dengan Zoom Meeting pada tanggal 7 Desember 2020. Rapat tersebut menghasilkan kesepakatan terpilihnya 3 pasang kandidat ketua dan wakil ketua OSIS yang baru. Ketiga pasangan itu semuanya berasal dari kelas VIII. Kandidat yang pertama, Dewa dan Hilmi. Yang kedua, Khalipa dan Shaila. Ketiga, Herbis dan Susan. Mereka semua adalah anggota pramuka yang aktif.

Setelah rapat, kegiatan berikutnya adalah kampanye dari tiap kandidat. Kemudian, proses pemilihan dengan aplikasi Google Formulir. Semua guru dan siswa harus memberikan suaranya. Dari hasil pooling, yang terpilih adalah kandidat nomor satu yaitu Dewa dan Hilmi. Semua guru memberikan selamat dan mendukung kepemilihan ketua dan wakil ketua OSIS yang baru. Dengan harapan akan dapat menjadi pemimpin organisasi yang unggul dan mampu mengurus anggotanya dengan baik. Tentunya, kegiatan yang sekarang tidak akan sama dengan masa sebelum adanya pandemi. Sekolah masih tetap sepi dari aktifitas siswa. Hingga waktu yang entah sampai kapan.

Ada pernyataan yang keluar dari mulut sang ketua OSIS lama yang terdengar sepele namun bermakna dalam. Dia menyatakan tidak puas sebagai ketua selama kepengurusannya, karena tidak ada job yang berkesan baginya selama pandemi ini. Ternyata, dia merindukan tugasnya. Tugas yang seharusnya memberi kesan tersendiri baginya. Kesan yang tak akan dapat ia lupakan selama hidupnya.

Anggota pengurus yang lain mengamini pernyataan Bagja. Begitu juga dengan pembina OSIS. Beliau merasakan hal yang sama. Kejenuhan yang sama dengan mereka karena tidak ada aktifitas seperti tahun lalu. Hanya kesabaran dan keikhlasan yang harus mereka miliki. Dari kesabaran dan keikhlasan, akan diperoleh masa di mana semuanya dapat kembali normal seperti sedia kala. Sekolah menjadi hidup kembali dengan berbagai aktifitasnya. Semoga…

Salam persahabatan..

Tuti Suryati, S.Pd

SMPN 2 Subang









Tinggalkan Balasan