TENTANG PERSELINGKUHAN ITU 10

Cerpen26 Dilihat

 

TENTANG PERSELINGKUHAN ITU 10

Tung Widut

 

 

“Aku ingin jadi rebulan yang setia menerangi disetiap malammu.”

“Maaf. Masih ada rembulan yang aku tunggu. Tak mungkin ada dua rembulan di satu             malam.”

Dari kejauhan sebuah ambulan meraung makin mendekat. Melewati jalan di depan gubuk. Menyisihkan pengguna jalan yang sama melintas. Lampu gemerlapnya menyayat hati telinga yang mendengar. Menyebar kabar duka bagi mereka. Nila dan Pras terdiam sejenak.  Pandangan mereka mengikuti laju ambulan sampai jauh tak terlihat.

“Nila jangan kau sia-siakan hidupmu dalam ketidak pastian.  Sekarang pandang mataku.             Apa kau ragu  dengan kesuguhanku,” Pinta Pras sambil memegang pundak Nila.

“Pandanglah mataku.” Lanjutnya.

Nila hanya diam menunduk. Tak berani sebersitpun melawan tatapan mata Pras. Tangan Pras diturunkan pelan. Lalu dia berkata lirih.

“Maaf. Aku masih bersuami. Dulu, waktu akan berakat mas Hardi berpamitan baik-baik             untuk mencari uang buat kami.  Kami yang kawin muda ingin sekali memperbaiki ekonomi             saat itu. Walaupun sejak kepergianya tak ada kabar, saya akan berdosa kalau ternyata  mas             Hardi benar-benar berjuang untuk kami,” jelas Nila.

Dia teridma beberpa waktu. Lalu terdengar helaan nafas panjangnya.

“Soal cinta saya memang   sedang dicoba oleh Allah.  Tapi,  aku masih bersyukur             diberi  rejeki dan kesehatan. Kau lihat ambulan tadi . Dia sudah  tidak di beri kesempatan             lagi unutuk hidup.  Tak bisa menikmati lagi keindahan alam yang sekarang kita nikmati.             Tak bisa lagi merasakan kebahagian yang kita rasakan saat ini.”

Mata Nila mulai berkaca-kaca. Sebenarnya perasaan Nila  hancur berkeping. Tapi dia sadar ada  lautan yang dalam memisahkan hati mereka. Dia seorang perempuan desa dengan keluarga sederhana. Masih bersuami dan mempunyai anak. Lahir dari keluarga petani. Rasanya tak pantas mendampingi Pras.   Sedang Pras jauh di serang lautan. Dengan seragam polisi kelihatan berkacak pinggah dengan gagah. Memaki sragam polisi berjajarnya denga keluarganya. Semua berlakaian mewah. Para laki-laki memakai jas hitam lengkap dengan dasi. Selalu mengendarai mobil kemana dia suka. Hidup di kota. Sangat berlawanan dengan keluarga Nila.

“Kau tidak harus memutuskan sekarang. Aku akan menunggumu. Pikirkan Nila!”

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan