yuanita zahra (21055) tugas kwn

Terbaru24 Dilihat

NAMA            : YUANITA ZAHRA

NIM                : 21055

KELAS           : 1A

 

 

Pada masa Pandemi Covid – 19 ini pembelajaran di Indonesia atau bahkan hampir diseluruh dunia pasti mengalami gangguan. Mulai dari gangguan teknis pembelajaran sampai gangguan pada psikologis guru dan peserta didik.Nah, gangguan-gangguan ini tentu saja menimbulkan permasalahan baru dalam kehidupan. Tak terkecuali dengan dunia pembelajaran di sekolah, semua kalang kabut sehingga terkesan tak siap menerima perubahan mendadak  ini. Virus corona datang  tiba-tiba saja tak diundang menyeruak menjangkiti manusia. Termasuk menjangkiti dunia pendidikan di Indonesia

Selama wabah corona menjangkit hampir di seluruh dunia pembelajaran secara dalam jaringan (daring) dianggap menjadi solusi kegiatan belajar mengajar. Meski berbagai instansi pendidikan telah menyepakati, cara ini menuai banyak kontroversi di masyarakat. Bagi tenaga pengajar, sistem pembelajaran daring hanya efektif untuk penugasan. Mereka menganggap untuk membuat siswa memahami materi, cara daring dinilai sulit.

Selain itu, kemampuan teknologi dan ekonomi setiap siswa berbeda-beda. Tidak semua siswa memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan belajar jarak jauh ini. Koneksi lemah, alat penunjang yang tidak mumpuni, dan kuota internet yang mahal menjadi hambatan nyata. Ini juga berlaku bagi para pendidik atau guru yang mengemban tugas negara.

Menurut saya pembelajaran daring ini kurang bagus, karena saya sendiri kurang bisa memahami materi yang diberikan dari seorang pendidik. Jadi saya lebih suka pelajaran yang tidak daring karna menurut saya itu lebih efisien.

Meskipun begitu, pembelajaran harus terus berlanjut. Setiap sekolah termasuk para stafnya tak kehilangan akal untuk mencari solusi segala kekurangan di tengah mewabahnya pandemi. Para guru memiliki cara masing-masing dalam menyikapi kekurangan ini. Contohnya seperti sekolah yang saya tempati dulu mengabdi di salah satu SMK Swasta di Bojonegoro, untuk mengakali pembelajaran di tengah pandemi ini kebijakan merombak jadwal mata pelajaran diberlakukan demi menunjang kenyamanan dan kemampuan para siswa setiap harinya. Mata pelajaran yang diberikan dalam satu hari hanya ada beberapa jenis saja. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kejenuhan dalam belajar, selain itu juga dapat menjadi solusi efektif agar peserta didik memiliki waktu lebih lama dengan gurunya.Harapannya adalah agar para siswa bisa memahami materi lebih baik lagi, meskipun dalam kasus ini dapat menyita banyak kuota internet bagi siswa maupun guru.Meskipun begitu bukan hal baru namanya jika tidak menemui banyak masalah. Contohnya pendapat yang dikemukakan oleh Farchan Ali Rosyadi, S.Pd. salah seorang teman guru di SMK Swasta di Bojonegoro mengaku jika kegiatan pembelajaran daring ini tidak efektif seperti kegiatan belajar mengajar secara luar jaringan (luring). Menurutnya, di dalam kelas dengan proses belajar secara tatap muka saja masih banyak yang bingung dan bertanya berulang-ulang apalagi jika harus melalui daring. Pada kenyataannya internet sering lemah dan smartphone para siswa yang kadang tidak mumpuni.  Memang beberapa materi harus dijelaskan secara langsung, jelasnya. Seperti itu pula yang saya rasakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kali ini dengan materi debat. Pada materi ini idealnya para siswa saling bersemuka dan berkomunikasi dengan suara untuk melaksanakan proses debatnya. Hal ini tentu membutuhkan kuota internet yang lumayan banyak, sementara tidak semua orang tua siswa adalah orang yang mampu. Seperti yang kita tahu bahwa kuota internet begitu mahal, apalagi melihat faktor ekonomi di tengah pandemi ini sungguh dapat membuat krisis tiap rumah tangga bahkan perusahaan besar.Nah berdasarkan beberapa pengalaman mengajar secara daring selama ini, sistem pembelajaran memang efektif tapi menurut pendapat saya hanya efektif untuk memberi penugasan saja. Melihat banyaknya faktor yang dialami oleh para guru maupun siswa. Selain itu tugas yang diberikan kepada siswa seringkali menumpuk dan membuat para siswa dapat menjadi stres.

Tinggalkan Balasan