Episode Kompak Bersama Mas Elang

Cerpen, KMAB, YPTD127 Dilihat
Cover buku oleh Ajinatha

Belajar dari pengalaman saat pembuatan cover buku Trio Emak, aku meminta bantuan mas Elang lagi. Hasil desain cover dari mas Elang tidak mengecewakan. Meski mas Elang sendiri merasa belum maksimal dengan karyanya.

Kukirimkan chat kepada mas Elang pada September 2020.

“Kalau aku minta tolong, mas Elang bisa nggak ya?

“Mintol apaan ya?”

“Biasa. Cover buku,” tulisku tanpa basa-basi.

Mas Elang kukenal lewat cerpen pertamanya yang menjadi artikel utama di K dan puisi-puisi untuk kekasihnya. Dalam perkembangannya mas Elang lebih banyak menulis artikel politik. Dia adalah rajanya.

“Boleh..boleh.”

“Oke. Tengkyuuu sebelumnya yaaa. Sik ta kirimi judule.”

Segera kuingat-ingat judul buku yang mau kuterbitkan.

“Ini Duniaku: Catatan Kecil Seorang Ibu dan Pendidik. Kata Pengantar: Anis Hidayatie.”

Itu saja yang kuketikkan. Kukira dia sudah hapal namaku. Hehehe.

“Sekarang bebas protes dari mas Rizal,” Sambungku.

Mas Elang tersenyum lewat emoticonnya. Aku tak melihat aktivitas mengetik pada tampilan WAnya. Aku juga meletakkan HP dan mengurusi rumah plus anak dan suami.

Selepas Maghrib mas Elang mengirimkan desain awal cover buku pertamaku.

“Gimana kalau seperti ini.”

Kuperhatikan desain dengan warna oranye berpadu warna kuning cerah dan sosok guru berjilbab. Sosok guru itu begitu ceria. Kukira itu mewakili sedikit dari karakterku. Hehehe.

“Atau ada ide?” Tanya mas Elang.

“Hihii… Lucuuu… Apik, mas. Josss.”

“Ini aja?” Mas Elang menanyakan lagi. Kukira dia khawatir kalau nanti ada komplain dariku. Padahal aku tak begitu rewel untuk urusan cover buku.

“Iya. Disimpan dulu ya. Jangan hilang.”

“Oceh.”

Oke. Urusan desain awal cover buku sudah fix. Aku tinggal menunggu sahabat-sahabat untuk menuliskan blurb-nya.

***

Dua mingguan kemudian. Aku hubungi lagi mas Elang. Ternyata dia sudah menunggu isi blurb buku perdanaku.

Lalu kukirimkan blurb dari sahabat-sahabatku.

“Blurb bagian belakang dikasih ini.”chatku.

Buku ini sebagai bukti bahwa seorang ibu sekaligus pendidik adalah wanita yang luar biasa. Sangat layak untuk dibaca. (Ummu, seorang emak biasa dan penulis buku Goresan Emak)

Sebuah buku yang enak dibaca. Gaya dan alur tulisan berisi pengalaman sehari-hari terkait mengajar, budaya dan adat, kuliner, politik, tips berkeluarga. Dari seseorang yang komplit profesinya. (Oktiawan Setiya Budi, S.IP —Oky Ngingrong—, Penggiat Wisata)

Kumpulan tulisan yang luar biasa. Sangat menginspirasi, terutama di bidang pendidikan dan parenting. Bahasa yang digunakan pun mudah dipahami. Penasaran? Mari baca! (Lina, Kompasianer sekaligus penulis buku Goresan Emak)

***

Mas Elang meminta judul buku. Chat dulu sudah terhapus. Heheheh. Ya maklumlah dia pimred berita di tanah Sunda. Jadi chat tak penting langsung dihapus aja. Heheh.

Segera kukirim judulnya. Tetapi ternyata laptop miliknya baru diservis. Terpaksa minjem temennya. Haduh… nggak enak juga.

“Ahhh enak-enakin aja. Beres hari ini juga. Tunggu aja, ya! Da bageur.”

Iki maksude apa?” Tanyaku. Untuk urusan kosakata bahasa Sunda aku nol banget. Padahal pas kuliah teman-teman dari tanah Sunda sangat banyak. Tapi aku enggan belajar. Hihihi.

Bageur itu artinya baik.” Balas mas Elang.

“Oh ya…Sippp. Minta tolong. Di cover depan, selain judul dan nama penulis, tambahi ini ya, *Membaca isi buku ini. Seperti dituntun seorang koki meracik beragam bahan. Diolah sepenuh logika dengan sajian aneka rasa yang apik. Terkadang epik!* Curup, Rizal.

“Haha nambah bingung. Ini lamateh lagi mikirin desain yang pas. Nggak mau asal.” Hehehe ternyata mas Elang yang dengan sukarela membuatkan cover masih mikir desain yang bagus. Bagiku mah sudah bagus.

“Walah. Nggak usah dipikirin banget-banget, mas.” Komentarku.

“Kecuali ganti desain covernya.”

“Covernya nggak usah ganti.”

“Nah kalau nggak ganti, jangan salahkan Mbah Elang kalau sederhana banget.”

“Iya, Mbah Elang…” candaku.

“Oke, Nduk.”

Lalu kuingatkan mas Elang biar nggak ngasih tahu kalau tulisan ulasan bukuku dari mas Rizal kutaruh di cover depan.

“Yang ini jangan bilang mas Rizal ya kalau ditaruh di cover depan. Heheh.”

“Siap. Trus itu ada Curupnya.”

“O…iya. Curupnya diilangin aja. Aku lupa. Hahaha.”

Aku rasanya puas, bisa menampilkan nama mas Rizal di cover depan buku perdanaku. Kukira itu akan menjadi kejutan buatnya, suatu saat nanti. Hehehe.

 

Branjang, 30 Juli 2022

Tinggalkan Balasan