Episode Nabi Muhammad saja Berambut Panjang

Cerpen, KMAB, YPTD111 Dilihat
Cover oleh Ajinatha

Di waktu-waktu senggang, aku biasanya menulis atau membuka story pada akun WhatsApp. Ada berbagai story di sana. Mulai dari keluhan sakit, tanggal tua, link berita atau artikel, video lucu sampai video pengajian atau motivasi.

Tentu suasana hati bisa berubah saat melihat atau membaca story dari sahabat-sahabat, saudara maupun rekan kerja. Namun tak perlu diambil hati dari semua story yang ada. Kalau bernilai positif ya diambil saja, kalau tidak story itu cukup dibaca. Biar tidak makan hati. Itulah warna kehidupan yang harus dilalui manusia.

Nah, bicara tentang story, suatu saat aku membuka story sahabat dunia maya yang jauh di seberang pulau sana. Story dari mas Lamaj. Beliau membagikan link kegiatan mahasiswa-mahasiswanya. Ya, beliau adalah seorang dosen. Kalau dilihat dari profil Facebooknya, aku dan beliau berusia sepantaran. Itu menunjukkan kalau aku dan beliau beda dalam kualitas akademik dan non akademik. Hehehe.

Segera kubuka link channel yang menunjukkan aktivitas mahasiswanya. Dan pada menit-menit terakhir, tak sengaja kulihat wajah seseorang yang biasa kulihat di akun Facebook.

Biasanya orang itu berambut gondrong. Kini sudah rapi. Mahasiswa menyebutnya pak Rizal. Alhamdulillah si rambut gondrong sudah mendapat hidayah. Pantas saja sang adik bilang, sekarang tak sakti mandraguna. Hehehe.

***

Dahulu kala, pas mas Rizal gondrong, aku sering protes. Soalnya aku tahu kalau dia sebagai seseorang yang duduk di jajaran majelis Dikdasmen harusnya berpenampilan rapi. Apalagi kalau melakukan peninjauan ke sekolah-sekolah. Itu menurut pendapatku sebagai seorang guru. Soalnya aku menghadapi siswa yang sulit dinasehati dalam hal kerapian. Jadi wajar kan kalau aku protes?

“Mbok ya rambutnya dirapikan to, mas,” begitu usulku.

“Plus, jangan merokok di sekolah.”

Lalu apa kata lelaki gondrong itu?

“Pokoknya kalau sama aku itu, mbak. Dilarang melarang!”

“Lha kalau di sekolah ya jangan gondrong plus ngrokok, mas. Bisa ditiru sama siswa-siswa. Kan kasihan gurunya kalau misal mereka ditegur karena berambut panjang atau merokok. Siswanya kan bisa beralasan, “Pak Rizal saja gondrong dan merokok, cikgu.” Trus piyeee?”

“Ya gampaaang. Siswa itu harus bisa melebihi aku dulu. Kalau sudah melebihiku, mereka boleh gondrong dan merokok,” Hmmmm.

Kepada mas Lamaj juga kusampaikan pesan itu. Dan, mas Lamaj malah berpendapat yang berbeda denganku.

Mas Lamaj bilang, “Nabi Muhammad saja berambut panjang, ibu Hida”. Jeng-jeng-jeeeng. Ada pembelaan dari mas Lamaj atas penampilan mas Rizal. Meski sudah kuduga sebelumnya.

“Sudah kuduga, pasti akan bilang begitu!”

 

Melikan, 1 Agustus 2022

Tinggalkan Balasan