TENTANG PERSELINGKUHAN ITU 15
Tung Widut
“Kamu ingin melanjutkan pembicaraan tempo hari kan? Maaf aku tunggu kamu di sini,” Ucapan Nila sambil membalikan badan menyabut Pras yang sudah makin mendekat. Tanpa bekata sepatah kata Pras ikut memandangi birunya langit. Kedunya diam.
” Aku akan cerita sesuatu Nila. Tentang mas Jordi dengan Marcela.” Pras terperanjat mendengar kata itu. Dipandanginya wanita cantik disampingnya.
“Mas kaukah tunangan Marcela itu? Jawab mas. Jawab?” Tanya Nila sambil mengoyang-goyangkan tubuh Pras. Suaranya sangat keras. Dia berharap dengan lantang Pras menjawabnya. Tapi sayang, harapan itu tak ke luar dari bibir Pras. Pras hanya diam mematung. Kedua bibirnya terasa kelu. Hanya mampu memejamkan mata dan menarik nafas panjang. Keduanya lama diam. Masing- masing menata emosinya.
“Jadi. Suamikulah yang membuatmu terpuruk seperti sekarang? Mas maafkan….” Suara Nila terpenggal. Jemari Pras ditempelkan pada bibir Nila sambil berucap,
“Hus,” Pras menggelengkan kepalanya.
“Mas Hardi, Marcela dan kamu. Semua orang-orang yang ada di hidupku. Aku tidak pernah membayangkan seperti ini. Ternyata memang benar adanya, dunia hanya selebar daun kelor.” Nila diam sejenak.
“Adik mas Hardi cerita banyak tentang kisah mas Hardi yang disembunyikan dariku. Termasuk dengan Marcela. Mas Hardi cinta pertamaku. Cinta yang membuatku buta dan tuli selama ini.”
“Nila maafkan aku.” Kata Pras.
“Mas. Lihatlah aku.” Nila menghiba menyampaikan seyum termanisnya. Matanya yang berkaca-kaca di paksa untu gembira.
“Pergilah dariku. Kamu akan mengalami banyak kesulitan.” Nila menengadahkan tangan. Pandangana matanya mengisyaratkan meminta hp Pras. Dia menghapus nomernya. Memblokiir fbnya. Kembali di serahkan kepada Pras.
“Pergilah, kamu akan menemukan kebahagia tanpa bayang Marcela,” Lanjut Nila.
Kemudian Nila membalikan badanya. Dia kembali memandangi mendung yang sudah mulai berarak dari balik gunung. Menutup sayup birunya langit.
Pras dengan perlahan memasuki mobilnya. Dengan mata berkaca-kaca. Kedatanganya inggin menarik semua perkataanya sepuluh hari lalu. Dia tak sanggup sudah. Setiap melihat wajah Nila luka lima tahun lalu kembali teringat. Dilajunya mobilnya dengan kencang. Sampai jauh dari Nila. Tiba- tiba menghentikan begitu saja.