Puisi Kehidupan

Selamat pagi sobat,

Di pagi hari yang cerah ini saya mengangkat topik di rubrik NGETEH MORNING tentang Puisi Kehidupan yang merupakan karya dari penyair kondang Chairil Anwar.

Kemarin (Selasa, 11/05/2021) malam saya membuka tempat penyimpanan file untuk mengumpulkan bahan bahan gunavmenyusun sebuah buku tentang perjalanan saya dalam meniti karier di sebuah organisasi.

Di sela sela pengumpulan bahan bahan tersebut, saya menemukan secarik kertas yang berisikan sebuah puisi karya dari penyair kondang Chairil Anwar.

Timbul ide saya untuk mengetengahkan puisi yang berjudul “Puisi Kehidupan” ini di rubrik NGETEH MORNING di pagi hari ini.

Seperti diketahui, Chairil Anwar merupakan penyair berdarah Minangkabau yang menjadi salah satu pelopor Angkatan 45 dan puisi modern Indonesia. Karya-karyanya tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga dunia.

Para pecinta puisi sudah tidak asing lagi dengan nama Chairil Anwar. Penyair yang lahir dan besar di Medan ini telah menulis banyak puisi yang digandrungi banyak orang seperti karyanya yang melegenda berjudul Aku dan Karawang-Bekasi.

Beberapa kumpulan puisi karya Chairil Anwar yang berhasil diterbitkan, yaitu Deru Campur Debu (1949), Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949 (1986), Derai-derai Cemara (1998).

Sedangkan karya-karya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing diantaranya Sharp gravel, Indonesian poems (1960), Chairil Anwar: Selected Poems (1963) dan The Complete Poems of Chairil Anwar (1974).

Salah satu puisi karya Chairil Anwar yang bernuansa religius adalah Puisi Kehidupan.

Berikut isi dari Puisi Kehidupan :

Hari hari lewat pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru

Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru

Daun gugur satu satu
Semua terjadi karena izin Allah
Umurku bertambah satu satu

Semua terjadi karena izin Allah
Tapi .. coba aku tengok ke belakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas pasan

Kuraba dahiku ..
Astaghfirullah .. sujudku masih jauh dari khusyuk 

Kutimbang keinginanku
Masih lebih besar duniawiku 

Ya Allah ..
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan ? 

Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun
depan ? 

Masihkah aku diberi kesempatan ?

Ya Allah ..
Tetes air mataku adalah tanda kelemahanku 

Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Jika Engkau izinkan hamba bertemu di tahun depan
Izinkan aku untuk lebih khusyuk dalam ibadah 

Timbangan dunia dan akhirat seimbang
Sehingga bisa sempurna menjadi khalifahMu 

Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana 

Ya Allah ..
Ijikanlah ..

Sobat, saatnya saya undur diri dan mari kita nikmati secangkir teh hangat di pagi hari ini ..

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 12 Mei 2021

Tinggalkan Balasan

1 komentar