Membangun Disiplin Menulis Setiap Hari

Terbaru68 Dilihat

Malam ini channel #Ngarsi Ngaji Literasi ke 15 ? dengan topik Membangun Disiplin Menulis Setiap Hari. Diasuh oleh Blantik Literasi Much Khoiri dosen Unesa yang telah menulis 66 buku berbagai genre.

 

Mungkin kegiatan ke 15 digabung dengan  edisi minggu lalu “ Man Jadda Wajada.” Bersama Akbar Zainudin, karena malam ini tetap bersama beliau hanya diubah posisi hostnya.

Topik yang sangat menarik, karena membangun disiplin menulis apalagi setiap hari adalah sebuah  yang sulit diterapkan, kecuali dengan latihan ketat. Jelas semua itu tercipta bukan dalam sekejap mata. Semua mesti dibangun dengan penuh perjuangan, istilahnya merintis dari nol. Penuh kerja keras, penuh siasat, penuh  motivasi istinya penuh perjuangan.

Satu kata disiplin, adalah kata mudah diucapkan tetapi merupakan sebuah karakter yang harus dilatih. Sesuatu yang telah dilakukan dengan penuh kesadaran setiap hari artinya sudah menjadi karakter. Maka karakter yang baik pastilah menghasilkan sesuatu yang baik pula. Jika karakter “disiplin” diarahkan pada kegiatan menulis setiap hari, maka jelas akan meghasilkan karya tulis yang sangat bagus, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.

Bisa dibayangkan, beliau mulai menulis dalam bentuk artikel ketika kuliah di semester 2 tahun 1986. Saat itu sebulan mampu menulis 20 artikel, yang saat itu menggunakan mesin ketik. ( Ini perjuangan sekali, karena sering salah dan perlu ketrampilan mengetik). Niat saat itu artikel ditujukan untuk koran diberbagai daerah. Ditujukan agar dimuat, untuk mencari penghidupan. Sehingga sedikitnya dapat dimuat 5 artikel.  Kisah menulis buku dimuali dari 2011. Dalam jangka 10 tahun sudah 66 buku ditulisnya. Luar biasa !

Bagaimana bisa menulis buku 4 – 5 dalam satu tahun ? Tulisannya bertema tentang menulis, karena saat itu mengajar satra. Sehingga bisa menerbitkan 5 khusus buku tentang menulis.  Ada juga tema tentang budaya dan literasi. Ribuan artikel sudah ditulisnya diberbagai tempat, jurnal dan media massa. Kisah menulisnya sering dilakukan di malam hari jam 3 malam sehabis sholat malam. Ini termasuk menyiasati waktu, karena sebenarnya semua manusia sibuk. Karena menulis itu memang seharusnya disediakan waktunya. Tidak boleh “samben” (bahasa Jawa artinya sambilan).  Ada juga waktu luang yang perlu dimanfaatkan menulis. Dua hal inilah untuk pendoman mengatur waktu.

Ada semboyan atau slogan yang dipakainya untuk memotivasi diri seperti “ Write everyday.” Dan tulisan itu ditulis besar-besar ditempel di tempat tertentu seperti pintu atau dinding atau di meja kerja. Merasa kurang nendang belaiu mempunyai satu lagi kata-kata mantap “ Write or Die.”

Seperti dalam epeside sebelumnya sering disinggung  tentang rumus menulis untuk  mendapatkan inspirasi awalnya. Rumusnya adalah knowledge tentang satu hal lalu ada trigger, sebagai pemantiknya. Pahami dulu satu hal, dengan berbagai cara “membaca” yaitu membaca buku dan membaca realita kehidupan. Jadi tulis saja terus sampai selesai, baru dibaca. Jadi semua penulis adalah sekaligus pembaca.

Rumus membangun  DISIPLIN MENULIS  menurut Much. Khoiri adalah

  1. Niat yang benar. Niat sungguh-sungguh. Sehingga jika tidak melakukan atau tidak menulis merasa kurang.
  2. Memiliki semboyan, yang memotivasi. Contoh di awal tahun 2012 semboyan beliau “ Write Everyday.” Dan tahun 2016 diubah menjadi lebih kuat tekanannya .” Write or Die.” Yang juga ditulis dalam satu judul bukunya, dan juga di kaos.
  3. Memiliki media blog, IG dan FB yang gunanya untuk menyalurkan tulisan, untuk komunikasi sekaligus menagih dirinya jika tidak segera menulis disana. Blog sebagai penagih (tulisan)
  4. Jalani semua dengan IKHLAS.

Pesan penutup  malam itu “Menulis, adalah dunia yang tidak semua orang bisa melaluinya atau memasuki lorong-lorong itu.. Tetapi siapa pun  yang bisa melewatinya lorong-lorong itu akan menemukan sesuatu yang indah, yaitu suatu warisan peradaban yang akan diwariskan kepada generasi berikutnya, anak cucu sebagai kesinambungan peradaban. “ Dengan menulis artinya sudah mengembangan satu ilmu yang nantinya bisa lebih dikembangkan lagi oleh generasi berikutnya. Sanad pengetahuan terus berlanjut. Semoga kita bisa mendapatkan inspirasi “disiplin menulis” ini Aamiin. YRA.

 

Blitar, 28 Juni 2021

Hariyanto

http://https://www.youtube.com/watch?v=VDQNGKRUTrk

 

Tinggalkan Balasan

2 komentar

  1. “Menulis, adalah dunia yang tidak semua orang bisa melaluinya atau memasuki lorong-lorong itu.. Tetapi siapa pun yang bisa melewatinya lorong-lorong itu akan menemukan sesuatu yang indah, yaitu suatu warisan peradaban yang akan diwariskan kepada generasi berikutnya, anak cucu sebagai kesinambungan peradaban. “ SUPER SEKALI KALIMAT PENUTUPNYA.