Novel : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (27)

Fiksiana, KMAB, Novel118 Dilihat

Cover Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Ilustrasi Foto by Ajinatha). 

Menulis Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren dalam rangka mengikuti program KMAB oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022. 

BACA JUGA : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (1) 

Episode 27. 

Masjid Pesantren Darul Madinah baru saja merampungkan sholat maghrib berjamaah. Ibadah sholat maghrib seperti biasanya penuh dengan jamaah yang sebagian besar adalah para Santri dan juga masyarakat sekitarnya.

Para santri usai sholat tersebut rutin mengikuti kajian ilmu Fiqih dan Hadist atau mempelajari Tafsir Al Quran. Mereka begitu bersemangat mengikuti kegiatan tersebut sambil menunggu datangnya ibadah sholat Isha.

Aku seringkali ikut dalam kajian tersebut walaupun dulu waktu mengikuti aktivitas belajar di pesantren ini sudah menguasai beberapa ilmu tersebut.

Bagiku aktivitas setelah di Masjid Darul Madinah usai sholat Maghrib sampai shola Isha adalah kegiatan yang sangat mendamaikan.

Demikian pula ada kegiatan para santri yaitu Tadarus Al Quran yang berlangsung usai sholat Subuh, semakin membuat hati ini semakin dekat dengan Allah.

Kegiatan-kegiatan tersebut membawa dampak positif terhadap perkembangan kesembuhanku pasca insiden penganiayaan itu.

Sejak kembali dari perawatan di RS Borromeus, kondisi kesehatanku semakin hari semakin membaik. Beberapa luka dan lebam di wajahku sudah mulai berangsur membaik.

Aku sebenarnya sudah ingin kembali menyelesaikan program-programku di Kampus yang sudah lama tertunda. Ada beberapa agenda program studi spesialisasi kedokteran yang harus aku sesuaikan kembali.

Jadwal magang bersama dokter Hambali, dokter senior yang menjadi mentorku, juga harus ditata ulang.

Saat ini secara fisik aku sudah sagat layak untuk kembali melakukan kegiatan Kampus. Namun Ibu dan Bapak masih belum mengizinkan untukku kembali mengikuti kegiatan studi spesialisasi bedah tersebut.

Insiden pemukulan dan penganiayaan yang terjadi di ujung jalan layang Pasopati tempo hari ternyata bagi Bapak hanya sebuah insiden percobaan perampokan.

Walaupun faktanya tidak satupun barang yang aku miliki dirampok mereka. Aku sendiri merasa yakin kalau insiden itu ada kaitannya dengan Mikayla meski agak sulit membuktikan dengan fakta-fakta.

Tentang kecurigaan tersebut yang berkaitan dengan Mikayla, aku tidak pernah mengatakannya kepada Bapak dan Ibu. Hal tersebut takut mengundang pertanyaan berikutnya bagi beliau berdua, siapa Mikayla?

Aku selama ini belum pernah menyinggung seorang gadis bernama Mikayla dalam setiap dialog bersama Bapak dan Ibu.

Aku hanya berpikir suatu hari yang tepat bisa langsung mengenalkan Mikayla Angela. Apalagi Ibu sepertinya ingin menjodohkanku dengan putri bungsu Habib Abi yang bernama Annisa Humaira.

BERSAMBUNG Episode 28.

@hensa.

Tinggalkan Balasan

1 komentar