Novel ini bercerita tentang wanita cantik jelita bernama Anindia Nilajuwita. Sosok yang terbelenggu cinta pertamanya. Tatkala Rumput Kusut Masai adalah gambaran galau hatinya.
Pertemuan
Pertemuan aliran akhir saluran limbah Pabrik Gula ini langsung menuju sungai irigasi untuk pesawahan. Ini yang menjadi perhatian Anindita Nilajuwita.
Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup lulusan Australia ini masih asyik mengamati setiap aliran air dari buangan yang baru keluar dari Instalasi Pengolahan Air Limbah.
Anindita ditemani Kabag Pabrikasi, Ir Solihin dan para Staf Teknik dan Laboratorium. Ini kunjungan rutin untuk pembinaan Progran Peringkat Pengelolaan Lingkungan.
“Secara visual sudah bagus tapi perlu di cek lagi di laboratrium!” Kata Anindita dengan mata yang masih tertuju ke air buangan tersebut.
“Baik Bu. Nanti kita sampling lagi.” Kata Solihin, Kabag Pabrikasi di pabrik itu.
Instalasi Pengolah Air Limbah tersebut berfungsi dengan baik. Pada kolam aerasi tampak berwarna coklat muda yang menandakan bakteri bekerja dengan baik.
Begitu pula pemberian aerasi sudah maksimal untuk pertumbuhan bakteri pengolah air limbah dengan subur. Instalasi rancangan dari Pusat Riset Gula Nasional di Pasuruan ini sangat efektif dengan menggunakan lahan sempit.
Mereka melanjutkan inspeksi ke dalam pabrik pada unit stasiun gilingan dimana tebu-tebu mulai digiling dan diperah niranya.
Salam Literasi @hensa.
Novel ini hanya fiktif. Andaikata ada kesamaan nama-nama dan tempat, maka hal itu hanya kebetulan semata.
1 komentar