Berpikir Sistematis (systematic thinking) adalah memikirkan segala sesuatu berdasarkan kerangka metode, yang memang sudah disusun sedemikian rupa.
Sebuah keputusan diambil sesuai dengan urutan secara sistemik, sehingga apa yang diputuskan tingkat akurasinya pun meminimalisir kesalahan.
Berpikir Sistematis dan berpikir secara sistemik (systemic thinking), erat kaitannya dengan kedisiplinan. Orang-orang yang kesehariannya penuh disiplin dan keteraturan, pastinya akan berpikir sistematis, juga sistemik. Ini adalah kebiasaan yang baik, dan mencerminkan sikap intlektualitas seseorang.
Berpikir sistematis dan kedisiplinan sama sekali tidak berbanding lurus dengan tingginya pendidikan. Ini hanyalah soal kebiasaan, dan pilihan hidup, tapi sangat penting dimiliki setiap orang.
Orang-orang yang terbiasa berpikir sistematis, dan penuh kedisiplinan, akan cenderung tidak ceroboh dan anggap remeh persoalan.
Segala tindakan yang akan dilakukan sudah melalui kerangka metode yang penuh perencanaan. Sehingga apa yang dilakukan terantisipasi lebih awal, dan setiap kesalahan bisa diminimalisir. Bisa juga ini terkait dengan kecermatan, karena segala sesuatu sudah dipikirkan secara cermat.
Dalam berpikir secara sistemik, menyadari bahwa segala sesuatu berinteraksi dengan perkara lain di sekelilingnya, meskipun secara formal-prosedural mungkin tidak terkait langsung atau secara spasial berada di luar lingkungan tertentu.
Berpikir sistemik lebih menekankan pada kesadaran bahwa segala sesuatu berhubungan dalam satu rangkaian sistem. Cara berpikir seperti ini sangat berseberangan dengan berpikir fragmented-linear-cartesian.
Hampir rerata orang sukses cara berpikirnya sistematis, sistemik, dan penuh dengan kedisiplinan. Dengan demikian segala sesuatu yang dilakukan penuh dengan kecermatan, dan dilakukan penuh kehati-hatian dan terukur.
Cara ini tidak saja memudahkan pekerjaan sendiri, tapi juga memudahkan pekerjaan orang lain yang terkait dengan kebutuhan kita.Memudahkan urusan orang lain itu adalah juga bagian dari ibadah, dan setiap sesuatu yang bernilai ibadah, ada ganjarannya.
Dalam aktivitas yang bersifat komunal, kalau setiap orang yang berada dalam komunitas tersebut, berpikir dan bertindak secara sistemik, maka akan mudah dan lancar semua aktivitas yang dilakukan.
Modalnya sangat sederhana, punya empati terhadap orang lain, dan punya kesadaran bahwa yang punya kepentingan bukan kita sendiri, orang lain pun punya kepentingan dan kesibukan. Sehingga dengan berpikir sistematis akan memudahkan, baik urusan kita sendiri, juga orang lain.
Dalam situasi dan kondisi waktu dan sangat terbatas, bagi orang-orang yang terbiasa dengan pola berpikir seperti diatas, bukanlah halangan baginya untuk tetap konsisten. Justeru dengan cara tersebut akan memudahkan urusannya dan urusan orang lain.
Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat.
Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).
Berpikir sistemik, itu yg kadang teeabaikan dalam kealpaan.Sehingga sering tak diduga akibat dari tindakan atau ucapan, tidak seperti yg diharapkan.
Ya..karena memang terkait mindset bu..perlu dibiasakan..sesuatu yg baik biasa dilakukan akan memudahkan semua urusan..