Mengambil “Kesempatan Terakhir”

Yang pasti datang itu adalah kematian. Datang disaat kita siap atau pun tidak siap. Kitalah yang harus mempersiapkan diri kapan pun kematian itu datang.

Allah panjangkan usia seseorang bukanlah tanpa rencana dan maksud. Dipanjangkan usia itu merupakan Rahmat-Nya, agar kita punya kesempatan memperoleh ampunannya.

Allah selalu punya rencana dalam setiap peristiwa yang kita hadapi. Berprasangka baiklah terhadap semua rencana Allah.

Dipanjangkannya usia bukan sekadar rahmatnya. Itu adalah kesempatan terakhir yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin.

Kita tidak pernah tahu kapan kematian itu datang. Sisa usia yang sedang kita nikmati haruslah digunakan untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya.

Surga itu hak prerogatif Allah merupakan rahmat Allah, yang diberikannya kepada yang berhak. Kita tidak pernah tahu amal seperti apa yang berbalas surga, kita hanya bisa mengira-ngira.

Tujuan akhir semua manusia memanglah memperoleh surganya. Kadang hanya karena amal yang sederhana Allah memberikan ganjaran surga. Itulah makanya dikatakan masuk tidaknya seseorang kedalam surga semata karena Rahmat Allah.

Tapi bukan berarti kita tidak perlu memperbanyak amal, tetaplah beramal sholeh, serahkan semua kepada Allah Ta’ala, karena hanya Allah yang paling berhak menentukannya.

Tidak ada manusia bisa memberikan jaminan surga kepada manusia lainnya, karena dia sendiri belum tentu memperoleh surganya. Memotivasi agar berbuat kebaikan dan memperbanyak amal sholeh adalah bagian dari Amar Ma’ruf. Namun tidak berarti berhak memperoleh surganya.

Tidak ada satu orang pun bisa mengatakan belum siap menghadapi kematian. Kematian itu bisa datang tanpa diduga-duga. Kesempatan terakhir yang Allah berikan itu semata agar kita siap menghadapi kematian, kapan pun DIA inginkan.

Kita patut bersyukur Allah panjangkan Umur, karena dengan demikian Allah memberikan kesempatan agar kita bisa mempersiapkan kematian yang husnul khotimah. Dipanjangkannya usia bukanlah berarti harus menikmati dunia tanpa mempersiapkan kematian.

Banyak yang sudah wafat namun minta dihidupkan kembali, hanya karena ingin menebus dosa-dosa yang sudah dilakukan. Hanya ingin melakukan segala amal baik yang selama hidupnya tidak pernah dilakukan.

Namun hal seperti itu tidaklah mungkin, kita hanya dihidupkan kembali pada hari akhir. Dimana kita harus menghadapi pengadilan yang terakhir, hanya untuk mempertanggungjawabkan apa yang sudah kita lakukan selama di dunia.

Tinggalkan Balasan